Seorang pria mengancam kurir pakai senjata tajam pas COD karena barang gak sesuai

Aparat kepolisian menangkap seorang pria berinisial MDS, lantaran ia mengancam kurir COD (Cash on Delivery) dengan menggunakan samurai panjang. Pasalnya barang yang ia terima gak sesuai dengan yang ia pesan pada e-commerce.

Peristiwa ini terekam dan diunggah oleh akun Instagram @jakut.info. Dalam keterangannya, peristiwa ini terjadi pada kediaman pelaku di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (25 Mei).

Barang yang gak sesuai dengan pesanan

Kapolsek Ciputat Timur Kompol, Jun Nurhaida, menjelaskan peristiwa ini bermula pas melaku memesan jam tangan dengan menggunakan sistem bayar langsung di tempat. Atau sebutan lainnya Cash on Delivery (COD).

Saat barangnya tiba, ternyata gak sesuai dengan ekspektasi pesanannya. Pelaku pun langsung meluapkan emosi kepada kurir yang mengantar barang pesanannya.

“Ia buka itu barangnya ternyata tidak sesuai dengan pesanan. Akhirnya Ia marah-marah dengan spontanitas sama kurir,” tutur Jun.

Gak cuma itu, ia mengambil sebilah samurai dari dalam rumah. Menurut pengakuan pelaku, samurai itu ia dapatkan waktu lagi mengamankan anak-anak remaja yang lagi tawuran. Sambil menggunakan samurai, pelaku mengancam kurir ekspedisi untuk mengembalikan uang pembayaran jam yang ia pesan.

Hingga saat ini, sang pelaku sudah tertahan dan terjerat pasal 368 KUHP soal pengancaman dengan kekerasan dengan pidana maksimal 9 tahun penjara.

Bukan kejadian pada kurir pertama kalinya

Kasus serupa juga terjadi pada beberapa waktu lalu. Seorang kurir kena apes mendapat makian dan kata-kata kasar dari seorang ibu berbaju kuning. Penyebabnya juga sama, alasannya barang yang ibu ini terima gak sesuai dengan yang ia pesan.

Videonya pun viral dan mendapat hujatan balik dari warganet. Pasalnya ibu-ibu ini mengeluarkan kata-kata yang gak pantas untuk dikatakan.

Kenapa sistem COD masih jadi pilihan?

Hingga saat ini akses layanan perbankan  digital masih belum merata pada semua daerah Indonesia. Sehingga, masyarakat masih banyak yang belum terjangkau oleh keuangan yang berbasis digital.