Sinovac baru-baru ini telah menyelesaikan uji klinis fase II untuk dosis ketiga, atau yang mereka sebut sebagai booster.

Perusahaan itu mengklaim bahwa dosis booster ini meningkatkan antibodi peserta uji sampai 10 kali lipat. Bahkan, dalam setengah bulan antibodi mereka meningkat hingga 20 kali lipat, menurut laporan CNN.

Sementara itu, di Indonesia Sinovac sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM sejak awal tahu 2021. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen.

Dari sini, muncul pertanyaan: Apakah Indonesia juga bakal menerapkan dosis booster ini?

Dosis ketiga Sinovac tingkatkan antibodi hingga 20 kali lipat

Dosis Ketiga Sinovac Tingkatkan Antibodi 20 Kali Lipat, Begini Kata Peneliti RI!
via Pinterest

Respons antibodi di dalam tubuh mereka bisa melonjak sepuluh kali lipat dalam seminggu dan dua puluh kali lipat dalam 25 hari,” jelas Yin Weidong, chairman Sinovac, mengutip Global Times.

Setelah menerima dua dosis vaksin, tubuh menghasilkan memori kekebalan. Sementara itu, Yin mengatakan, kapan seseorang membutuhkan dosis ketiganya masih harus dipelajari oleh para peneliti.

Hingga kini, otoritas China pun tengah memperhitungkan kapan mereka akan memberikan suntikan booster ini kepada masyarakatnya. Hal ini mereka pertimbangkan atas dasar analisis kelompok awal untuk memerangi strain ata mutasi baru Corona.

Bagaimana di Indonesia?

Dosis Ketiga Sinovac Tingkatkan Antibodi 20 Kali Lipat, Begini Kata Peneliti RI!
via Giphy

Melansir Detik Health, ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran Prof Dr dr Kusnandi Rusmil SpA(K) angkat bicara.

Belum mulai suntikan ketiga, baru akan diajukan ke komite etik penelitian dulu,” jelasnya kepada Detik.

Katanya juga, penelitian sebelumnya pun baru akan selesai pada bulan Juli atau awal September, kemudian barulah mereka evaluasi secara menyeluruh.

Selain itu, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tirmizi menyebut pemberian dosis ketiga ini harus menunggu selesainya uji klinis tahap ketiga.

Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia sekarang masih harus fokus ke penyelesaian dosis pertama dan kedua untuk seluruh sasaran.

Baca juga: