Proses deteksi covid-19 dengan GeNose hanya memakan biaya Rp 20.000

GeNose akan jadi alat baru untuk mendeteksi covid-19. Alat tersebut menggantikan thermogun yang selama ini digunakan.

Inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut mulai akan digunakan di fasilitas-fasilitas umum mulai tanggal 5 Februari mendatang.

Untuk biaya penggunaan, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta tarif layanan pengecekan covid-19 dengan alat GeNose di bawah Rp 20.000, jauh lebih murah dibanding tes lainya.

Baca juga: Siswi Non-Muslim Wajib Berjilbab di SMK Negeri 2 Padang, Nadiem Makarim Beri Respon

GeNose sudah mulai diimplementasikan di Stasiun Senen, Jakarta

Sebagaimana yang sudah dikabarkan sebelumnya, alat ini bekerja lewat analisa hembusan napas yang disalurkan lewat plastik khusus.

Berdasarkan klaim, alat yang dijual dengan harga sekitar Rp 40 juta tersebut hanya membutuhkan waktu 2 menit untuk mendeteksi covid-19 penggunanya.

Alat ini sudah mendapatkan izin edar dari Kemenkes pada 24 Desember 2020 lalu. Proses uji coba pun sudah dilakukan di di Stasiun Senen, Jakarta dan telah ditinjau langsung oleh Luhut.

Nanti di airport kita pakai, pelabuhan, di kereta api kita pakai, nanti di RT/RW, hotel, supermarket dimana kita kasih, hanya Rp 62 juta. Jadi saya kira cost-nya akan turun dan pemakaian satu orang itu bisa sampai Rp 20.000,” kata dia, dilansir dari Kompas.

Luhut juga meminta agar plastik yang digunakan dibuat menggunakan material yang ramah lingkungan.

Tinggal tadi saya minta diganti plastiknya, greenable plastic, itu yang dipakai dari singkong, sehingga lingkungan kita benar-benar bersih.”

Baca juga: Minuman Alkohol Ini Dibuat dari Saringan Kotoran Gajah

Tingkat akurasi

Meski tarif penggunaannya murah, akurasi alat ini terbilang cukup tinggi.

GeNose mampu mencapai tingkat akurasi hingga 97 persen dengan menggunakan 600 sampel data valid.

Alat tersebut mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per hari, dengan estimasi per pemeriksaan 3 menit selama 6 jam.

Selain itu, alat tersebut juga terbilang lebih nyaman digunakan karena menggunakan metode hembusan alih-alih usap/swab.

(DOK. KEMENRISTEK)