Meski penuh tato bak anggota Yakuza, pria ini adalah Kepala Desa

Stigmatisasi tato masih berkonotasi negatif di Indonesia. Bahkan tak sedikit yang mengaitkan tato dengan preman dan aksi kriminal.

Namun anggapan tersebut berhasil dipatahkan oleh sosok Welas Yuni Nugroho yang tengah jadi perbicangan di jagat maya.

Gimana nggak? Dengan sekujur tubuh yang dipenuhi tato, pria yang akrab disapa Hoho tersebut justru menjabat sebagai Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara.

(Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
(Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Baca juga: Konsumsi Ganja, Tikus Ini Jalani Rehabilitasi Karena Kecanduan!

Punya tato di sekujur tubuh, Kepala Desa ini sudah mulai merajah tubuh dari usia 19 tahun

Dilansir dari Kompas, Hoho ternyata sudah punya tato sejakduduk di bangku SMA.

Semula hanya pada bagian paha, kemudian menyusul bagian dada dan punggung. Namun, lama kelamaan, Hoho ketagihan untuk terus menambah tato di tubuhnya.

Hampir 90 persen (badannya) penuh tato, yang bersih hanya wajah, leher, sama telapak tangan dan kaki,” kata Hoho dilansir dari Kompas.

Hoho menyebut, kali terakhir ia membuat tato adalah satu tahun lalu, tepatnya di bagian lengan.

(Foto: KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
(Foto: KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
Baca juga: Kisah Misteri Makanan yang Hilang Secara Misterius, Penyebabnya Terungkap Lewat Rekaman CCTV

Maju sebagai Kades, tato sempat picu kontra

Ketika Hoho maju sebagai kades, tato pun sempat jadi pro kontra. Bahkan jadi isu untuk menjatuhkannya.

Pasti, lawan politik mau menjatuhkan, apalagi saya punya kekurangan, jadi omongan setiap hari, tapi saya enggak ambil pusing,” kata Hoho.

Ia juga mengaku tak pusing memikirkan anggapan negatif orang-orang sekitar tentang tato di tubuhnya.

(Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
(Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani Dirgantara)
Baca juga: Balap Liar Kini Nggak Lagi Pake Motor, tapi Lari!

Meski dicap negatif, Kades Purwasaba tersebut dikenal sebagai sosok yang baik

Terlepas dari tato yang bersemat di tubuhnya, Hoho selaku Kepala Desa terus fokus melayani publik. Ia bahkan rela merogoh kocek pribadinya untuk menjalani tugasnya tersebut.

Salah satunya dengan mengibahkan satu unit mobil pribadi untuk operasional desa.

Masyarakat kecil sangat terbebani kalau harus mengeluarkan biaya transportasi ke rumah sakit. Saya sudah serahkan surat-surat mobil ke desa,” ujar Hoho.

Ia juga berencana untuk membeli mobil ambulans desa dari kantong pribadinya.

Enggak pakai APBDes, karena terbatas, paling setahun Rp 1 miliar. Untuk infrastruktur saja (APBDes) belum mencukupi, kurang banget,” kata Hoho.

Profil Hoho Alkaf, Kades Bertato Banjarnegara

Apa pendapat lo tentang sang Kepala Desa Purwasaba dan stigmatisasi tato di Indonesia? Tell us what you think in the comments below!