Longsor di Nganjuk, Jawa Timur yang baru terjadi Senin (15/2/2021) kemarin telah menelan banyak korban. Di antaranya ada korban luka-luka sampai dengan korban jiwa.

Bupati Nganjuk, Novi Rahman Hidayat mengungkapkan bahwa ia berharap sejumlah korban yang belum ditemukan bisa segera dievakuasi. Hingga saat ini, tim evakuasi telah menemukan sebanyak 12 korban longsor di Dusun Selopuro, Desa Ngetos. Dua orang ditemukan selamat, sementara 10 korban ditemukan meninggal dunia.

longsor di Nganjuk, Jawa Timur
Via CNN Indonesia

Korban yang dilaporkan sudah ketemu 12. Yang dua masih hidup, yang 10 meninggal dunia. Mudah-mudahan segera ditemukan korban yang lain,” kata Novi dikutip dari CNN Indonesia.

Selanjutnya, Novi menyatakan bahwa proses evakuasi puing-puing bangunan dan pencarian korban selama 14 hari akan dilakukan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebut ada sembilan orang sisa korban yang sedang dalam pencarian.

Warga terdampak longsor di Nganjuk segera direlokasi

Salah satu rumah warga yang tertimbun longsor di Nganjuk
Via KOMPAS

Penanganan longsor sedang ditangani oleh tim. Kami targetkan 14 hari untuk mencari korban sambil membersihkan puing-puing. Sekaligus nanti menyiapkan lokasi untuk warga terdampak longsor,” lanjutnya.

Selain korban jiwa, longsor juga menyebabkan sebanyak delapan rumah rusak berat. Terhitung 147 warga mengungsi ke rumah Kepala Desa Ngetos.

Sampai saat ini, evakuasi warga, penanganan korban luka, dan penyediaan pos sedang dilakukan. BPBD bersama dengan Dinsos Jawa Timur bergerak cepat untuk menyediakan kebutuhan warga terdampak longsor.

Tanah yang longsor sudah retak sejak 7 tahun lalu

Tanah longsor di Nganjuk
via detikcom (Sugeng Harianto)

itu sudah diingatkan. Bahkan di tahun 2014 sudah diingatkan. Dulu itu pernah retak Sehingga tanah itu kalau sudah retak, rawan,” kata , Mokhamad Yasin dikutip dari detikcom.

Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk itu menjelaskan bahwa di tahun 2018 lalu, banyak daerah yang kemiringan tanahnya menjadikan lokasi tersebut rawan longsor. Hal tersebut juga sudah diingatkan kepada warga sekitar.

Saat itu, warga enggan dievakuasi dan direlokasi. Maka dari itu, Pemkab Nganjuk hanya membantu menutup retakan tanah.

Sebelum kejadian ini, longsor juga pernah terjadi empat tahun lalu di dusun yang berbeda. Kabarnya, lokasi bencana longsor sekarang berada di bawah dusun yang longsor empat tahun lalu.

Tagar #PrayForNganjuk sebagai tanda simpati warganet

Tidak lama setelah berita bencana longsor, ditambah dengan banjir, warganet memberikan responnya melalui tagar #PrayForNganjuk di Twitter.

_

Semoga keadaan cepat membaik untuk Kota Angin ini. #PrayForNganjuk