Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menggaungkan program “Work From Bali“. Hal ini akan dilakukan oleh pegawai kementerian di bawah koordinasinya.

Meski begitu, pelaksanaan program tersebut menuai sejumlah perdebatan dari berbagai pihak. Lantas apa sebenarnya tujuan dari program ini?

Program “Work From Bali” untuk Mendorong Pariwisata

Luhut "Work From Bali"
Unsplash

Luhut menggencarkan program “Work From Bali” tentunya bukan tanpa alasan. Menurutnya, langkah ini dapat membantu mengoptimalkan pemulihan sektor pariwisata di Bali.

Dengan bekerja di Bali, akan membantu keterisian hotel-hotel di sana yang juga menawarkan program “Work From Hotel”. Kementerian di bawah koordinasi Luhut pun juga sudah menandatangani nota kesepahaman dukungan penyediaan akomodasi.

Read more:

Nota kesepahaman ini dibuat sebagai upaya dalam mendukung peningkatan pariwisata The Nusa Dua Bali dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, dan akan berlaku untuk tujuh kementerian dan lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves,” kata Luhut dikutip dari CNBC Indonesia.

Dilancarkannya program “Work From Bali” ini juga mendapat respon dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Ia berharap nota kesepahaman ini bisa berdampak positif bagi pariwisata dan ekonomi di Bali.

Apakah Bali Sudah Siap dengan Program Ini?

Luhut "Work From Bali"
Kompas

Dalam rangka pemulihan wisata Bali, program ini pun diprioritaskan bagi wisatawan domestik. Segala penerapan protokol kesehatan pun sudah semakin diperluas, sampai pengaturan koridor perjalanan.

Work from Bali mudah-mudahan dapat menarik para profesional di sektor pemerintah maupun dunia usaha, untuk memastikan tingkat kunjungan hotel,” kata Sandiaga Uno.

Untuk kesiapannya, Bali adalah salah satu kawasan wisata yang sudah cukup lama menerapkan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainibility). Hampir semua hotel di sana sudah menerima sertifikasi CHSE dan sedang menyelesaikan vaksinasi 10.000 pelaku wisata dan ekonomi kreatif di The Nusa Dua.

Nantinya sebanyak 16 hotel di kawasan The Nusa Dua telah berkoordinasi dengan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) untuk penyediaan akomodasi dan fasilitas hotel dengan Kemenko Marves.

Langkah “Work From Bali” Dinilai Ekonom Kurang Tepat

Luhut "Work From Bali"
Unsplash

Meski punya tujuan untuk menghidupkan kembali pariwisata di Bali, namun menurut ekonom langkah ini kurang tepat. Menurut mereka, hal ini dinilai hanya membuang-buang anggaran saja.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengungkapkan bahwa anggaran APBN lebih baik digunakan untuk mendukung belanja kesehatan dan perlindungan sosial. Ini akan lebih membantu daripada digunakan untuk melakukan perjalanan dinas pegawai kementerian.

Kalau pegawai pemerintah disuruh Work from Bali, sepertinya sayang sekali anggaran APBN digunakan untuk perjalanan dinas. Masih banyak kebutuhan anggaran yang urgent, yakni belanja kesehatan dan belanja perlindungan sosial,” kata Bhima dikutip dari Detik.

Alih-alih menghidupkan pariwisata bali, perjalanan dinas malah cuma menguntungkan pegawai pemerintah saja.

_

Gimana tanggapan kalian? Ada yang tertarik “Work From Bali”?