Setahun setelah warga Tuban viral karena kaya mendadak

Februari 2021 lalu, warga Tuban jadi sorotan di jagat maya karena kaya mendadak.

Ratusan prang mendapatkan miliaran rupiah berkat menjual tanah miliknya untuk pembangunan kilang minyak. Bahkan ada yang mendapat hingga Rp28 miliar.

Dengan uang tersebut, para warga pun berbondong-bondong membeli rumah hingga mobil. Beberapa diantaranya bahkan memborong hingga 2 sampai 3 unit sekaligus.

Saat ini keadaan warga tersebut berbanding terbalik. Mereka mengaku resah karena kini mereka menjadi pengangguran.

Tangkapan layar video yang menampilkan kedatangan sejumlah mobil baru yang dibeli warga desa di Tuban, Jawa Timur.

Baca juga: Pemkot Terapkan OTT, Buang Sampah Sembarangan di Jaksel Bisa Didenda Hingga Rp500 Ribu

Sempat jadi milarder, kini warga Tuban resah

Para warga mengaku resah karena tak lagi memiliki ladang dan sawah untuk menghidupi mereka lagi.

Banyak yang akhirnya alih profesi, namun tak sedikit juga yang akhirnya menganggur.

Ada cerita ini, tapi mohon maaf namanya lupa, orangnya memang tulen petani. Tanah yang ditempati dan rumahnya ikut dijual. Uangnya dipakai beli tanah lagi di Wadung sini dan buat rumah, itu uangnya malah habis. Dan terpaksa rumah yang dibangun ini dijual kembali dan memilih beli tanah dengan ukuran rumah diperkecil,” tutur Ketua Paguyuban Karang Taruna Ring 1 Proyek GRR, Ghoni mengutip detikcom, Selasa (26/1).

Via Giphy

Baca juga: Cheese Rolling Race: Salah Satu Balapan Paling Unik dan Tak Masuk Akal yang Pernah Ada

Minta pekerjaan pada Pertamina

Kini warga desa Badung pun unjuk rasa menagih janji dari pihak Pertamina yang mengaku akan memberikan pekerjaan di proyek.

Namun sayangnya Pertamina dinilai masih belum menunjukkan daya serap tenaga kerja yang optimal terhadap warga desa tersebut.

Ya ada yang sudah kerja saat dulu awal butuh security, tapi juga tak lebih dari 30 orang. Bahkan saat ini ada warga ring 1 yang sudah nyerahkan berkas lamaran tapi banyak yang dipersulit dengan aturan,” kata Ghoni.

Beberapa warga yang nganggur ini dulu jadi petani, buruh tani ke warga yang punya lahan luas. Tapi saat ini jangankan jadi petani, jadi buruhnya petani sudah tak bisa, karena lahannya sudah dijual,” tambahnya.

Your thoughts? Let us know in the comments below!