Perusahaan raksasa Nike kabarnya bakal mulai memecat karyawan-karyawannya yang belum vaksin, akhir pekan ini.

Dalam hal ini, Nike sudah memberikan mandat vaksin untuk para karyawannya sejak Oktober silam.

Kini, siapapun yang belum menerima suntikan vaksin tanpa adanya pengecualian medis atau agama bakal kena PHK pada 15 Januari nanti.

Email pemberhentian kerja

Perusahaan Nike Bakal Pecat Karyawannya yang Belum Vaksin, Mulai Akhir Pekan Ini
via Giphy

Nike sudah mengirimkan email pemberitahuan kepada karyawan yang gagal memverifikasi pengecualian vaksinnya.

Anda gagal melengkapi proses verifikasi dan catatan kami menunjukkan bahwa Anda tidak memiliki pengecualian yang diakui.” Tulis perusahaan Nike lewat email minggu lalu.

Sebagai hasilnya, Anda tidak mematuhi kebijakan pekerjaan dan pekerjaan Anda terjadwal untuk berhenti pada hari Sabtu, 15 Januari 2022.” lanjut email tersebut, mengutip OregonLive.

Vaksinasi jadi keharusan bagi pegawai perusahaan Nike

Perusahaan Nike Bakal Pecat Karyawannya yang Belum Vaksin, Mulai Akhir Pekan Ini
via Giphy

Untuk mendukung upaya membawa orang-orang kembali ke tempat kerja dengan selamat pada bulan Januari, kami akan mewajibkan semua karyawwan kantor di AS untuk vaksinasi Covid-19 penuh.” tulis perusahaan Nike dalam sebuah pernyataan bulan Oktober lalu.

Kewajiban seperti ini sebelumnya juga dilaksanakan oleh perusahaan Google.

Kemudian, perusahaan raksaasa lainnya, seperti Goldman Sachs, Microsoft, hingga Morgan Stanley mengambil langkah serupa.

Jadwal hybrid mulai Januari ini

Perusahaan Nike Bakal Pecat Karyawannya yang Belum Vaksin, Mulai Akhir Pekan Ini
via Tenor

Awalnya, Nike berencana untuk memulai kembali kegiatan di kantronya pada 10 Januari 2022.

Rencana ini mereka lakukan dengan menerapkan sistem jadwal hybrid. Namun, rencana itu batal mereka laksanakan dan tanggal baru belum mereka umumkan.

Kami percaya bahwa seiring berjalannya waktu, dengan inovasi dan merek yang kuat, kami mau melakukan model hybrid.” ujar CEO Nike John Donahoe.

Seperti yang kita tahu, di Amerika Serikat kami punya mandat vaksin dan banyak respon untuk hal itu. Jadi kami siap untuk kembali ke lingkungan kerja hybrid saat sudah aman.” lanjutnya.

Baca juga: