Penumpang pesawat ditinggal terbang
Sebanyak 1o penumpang dari Bandara Fatmawati Soekarno (Bengkulu) tujuan ke Soekarno Hatta (Jakarta) harus ditinggal pesawat karena kapasitas kursi yang tidak cukup.
Dijadwalkan berangkat pukul 08.40 WIB dengan penerbangan JT 0639, pesawat yang seharusnya berkapasitas 222 malah hanya memiliki 189 kursi.
Hal tersebut mengakibatkan Wirawan dan beberapa penumpang lain dinyatakan tidak bisa ikut terbang.
Dibenarkan oleh Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu
Heru Karyadi selaku Eksekutif General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, membenarkan kejadian tersebut.
Dia mengatakan bahwa ada 10 penumpang yang tidak bisa terbang karena keterbatasan kapasitas pesawat.
“Iya benar, tadi pagi ada penumpang pesawat Lion Air yang tidak bisa ikut penerbangan JT 0639, karena kapasitas pesawat Lion Air yang tiba di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu merupakan pesawat dengan jenis Boeing 737-800NJ dengan kapasitas 189 penumpang,” tutur dia.
“Padahal sebelumnya dijadwalkan yang tiba adalah pesawat dengan jenis Boeing 737-900IR,” tambah Heru.
Dia juga menyebut keterangan dari pihak maskapai kepada PT Angkasa Pura II Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, kejadian ini terjadi karena kesalahan teknis pada pesawat Lion Air yang dijadwalkan tiba di Bengkulu untuk melayani 215 penumpang.
“Technical operation dari pihak Lion Air, kemungkinan ada maintenance dari pesawat sehingga yang datang di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu, bukan jenis Boeing 737-900IR melainkan 737-800NJ,” ucap dia
Penumpang alami kerugian
Wirawan menyebut pemberitahuan itu baru dilakukan saat dirinya hendak menaiki pesawat.
“Kami kecewa, kita mau berangkat malah gagal pada pagi tadi, alasan pesawat tidak cukup kapasitas penumpangnya bukan salah kita, pihak maskapai harus bertanggungjawab,” kata Wirawan.
Wirawan juga mengaku mengalami kerugian karena seharusnya berada di Jakarta pukul 10.0o WIB untuk urusan pekerjaan.
Namun karena kejadian ini dia harus menundanya.
Top image via Unsplash