Sampai proses daur ulang
Indonesia dan Hong Kong sepakat buat berkolaborasi untuk membuat baterai mobil listrik.
Tidak main-main, kesepakatan ini bukan cuman soal nikel dan pembuatan baterai besar, melainkan sampai proses daur ulang.
“Hal ini menjawab pertanyaan mengenai hilirisasi, di mana masih banyak yang dapat dilakukan di sini,” kata Luhut melalui keterangan resmi.
FYI, kerja sama tersebut dilaksanakan melalui PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dengan Hong Kong CBL Limited (CBL).
Jadi percontohan?
“Kita harus transparan dengan digitalisasi, dan eksekusi proyek ini harus menjadi contoh standar untuk proyek serupa di masa depan,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia juga sadar akan banyaknya kritik terkait lingungkan, oleh karena itu dirinya berkomitmen untuk bisa memperbaiki masalah itu lewat SOP dan training tenaga kerja untuk bisa menggunakan teknologi canggih.
“Mari bangun kesepakatan bahwa pejabat yang terlibat harus transparan, sehingga Indonesia dapat menjadi contoh negara maju dan transparan,” ucap Luhut.
Kerja sama wajib punya standar kelas atas
Pada kesempatan berbeda, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan perlunya menerapkan standar lingkungan dan ketenagakerjaan dalam menjalankan kerja sama tersebut.
“Selamat kepada tim ANTAM dan CBL. Implementasikan dengan baik standar lingkungan, rekruitmen tenaga kerja, dan upayakan meminimalisir risiko yang dapat merugikan,” tuturnya.
Top image via Unsplash/Markus Spiske
—
Let us know your thoughts!
-
Korsel: Angka Bunuh Diri Tinggi, Pemerintah Akan Berikan Layanan Cek Mental Health Tiap 2 Tahun
-
FIFA (Mungkin) Bakal Larang Brasil Ikuti Piala Dunia, Apa Penyebabnya?
-
Istilah-Istilah Bahasa Indonesia yang Masyarakat Umum (Mungkin) Belom Tau