Sekitar 12 Ribu Orang Meninggal Dunia Karena Bencana Alam Pada Tahun Itu
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, menyebut bahwa 2023 secara resmi menjadi tahun terpanas pada Rabu (10/01/2024). Pernyataan ini didukung oleh laporan The Copernicus Climate Change Service (C3S) yang menyebutkan kalau 2023 menjadi tahun yang paling panas sejak 1850.
Suhu rata-rata Bumi pada 2023 mencapai 14,98 derajat Celsius, yang notabene 0,17 derajat Celsius lebih tinggi ketimbang tahun terpanas sebelumnya yakni pada 2016.
“2023 telah dikonfirmasi sebagai rekor tahun paling panas. Namun, 2023 hanya gambaran atas bencana masa depan yang menunggu kita jika kita nggak bertindak sekarang. Para pemimpin harus berkomitmen untuk melakukan terobosan #ClimateAction, mengakhiri era bahan bakar fosil – secara adil dan cepat – dan berinvestasi membantu negara-negara rentan dalam memerangi kekacauan iklim.”
- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, dalam pernyataan Twitter pada Rabu (10/01/2024).
2023 has been confirmed as the warmest year on record.
Yet, 2023 was a mere preview of the catastrophic future that awaits if we don’t #ActNow.
Leaders must commit to path-breaking #ClimateAction, end the fossil fuel age – fairly and fast – and invest in helping vulnerable…
— António Guterres (@antonioguterres) January 9, 2024
Hasil Laporan The Copernicus Climate Change Service
14,98 Derajat Celsius: Suhu rata-rata global pada 2023.
0,60 Derajat Celsius: Suhu pada 2023 0,60 derajat Celsius lebih panas ketimbang rata-rata suhu pada 1991 sampai 2020.
1,48 Derajat Celsius: Suhu pada 2023 1,48 derajat Celsius lebih panas ketimbang suhu pada 1850-1900.
“2023 menjadi tahun yang luar biasa dengan rekor iklim yang berjatuhan layaknya domino. 2023 nggak hanya menjadi tahun paling panas dalam rekor, tetapi menjadi tahun pertama (suhu) seluruh harinya berada di atas 1 derajat Celsius lebih panas ketimbang masa pra-industri. Suhu pada 2023 kemungkinan besar melebihi suhu pada periode mana pun setidaknya dalam 100.000 tahun terakhir.”
- Wakil Direktur The Copernicus Climate Change Service Samantha Burgess.
(via Giphy)
Sekitar 12 Ribu Orang Meninggal Dunia Karena Bencana Alam Pada 2023
Berdasarkan keterangan organisasi kemanusiaan Save the Children, setidaknya 12.000 masyarakat global meninggal dunia karena bencana alam, yakni banjir, kebakaran hutan, siklon, badai, dan tanah longsor pada 2023.
Save the Children juga mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem terjadi lebih sering dan lebih parah akibat dari krisis iklim.
“Ribuan kematian akibat terjadinya cuaca ekstrem pada tahun ini (2023) merupakan contoh yang sangat mencolok dari dampak besar perubahan iklim terhadap anak-anak, keluarga, dan komunitas. Bencana iklim menyebabkan anak-anak tak punya rumah, nggak bisa sekolah, kelaparan, dan takut kalau banjir, badai, dan kebakaran hutan bakal merenggut hidup orang-orang yang mereka sayangi.”
- Kepala Divisi Perubahan Iklim Global di Save the Children, Kelley Toole, dalam siaran pers pada 20 Desember 2023.
(via Giphy)
Dampak Kenaikan Suhu Bumi Bagi Manusia
- Berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit infeksi.
- Meningkatkan masalah kesehatan akibat gelombang panas.
- Memperburuk kondisi hidup masyarakat karena berkurangnya produksi pertanian.
- Bisa menimbulkan ancaman keamanan pangan yang dapat berujung pada konflik sumber daya alam.
TL;DR
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan tahun 2023 secara resmi menjadi tahun terpanas. Pernyataan ini senada dengan laporan The Copernicus Climate Change Service yang bilang kalau 2023 jadi tahun paling panas sejak 1850.
What are your thoughts? Let us know in the comment!
(Photo courtesy by Shutterstock)