Epidemi Panas Ekstrem?
Kalau kalian merasa dalam beberapa hari ini cuaca kayaknya “lagi panas banget”? Kalian nggak salah, karena Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, baru-baru ini bilang kalau manusia sekarang ini lagi berhadapan dengan epidemi panas ekstrem.
Padahal, panas ekstrem sendiri bertanggung jawab atas kematian sekitar 489 ribu jiwa per tahun sejak 2000 hingga 2019. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang angka kematian akibat siklon yang mencapai 16 ribu jiwa per tahun.
Sumber: DW
(via Giphy)
“Miliaran orang mengalami epidemi panas ekstrem, kehilangan energi akibat gelombang panas yang mematikan, dengan suhu mencapai 50 derajat Celsius di berbagai belahan dunia. Itu setara 122 derajat Fahrenheit. Dan setengah dari angka mendidih.”
- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Kamis (25/07/2024), dikutip dari France24.
PBB Imbau Manusia Nggak Lagi Pakai Bahan Bakar Fosil
Nggak hanya itu, Guterres juga kembali menyatakan seruannya agar manusia nggak lagi menggunakan bahan bakar fosil. Ia menyebut kalau masalah iklim yang harus diperhatikan nggak hanya panas ekstrem, tapi juga banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan lainnya (yang dinilai sebagai gejala krisis iklim).
“Untuk mengatasi berbagai gejala itu, kita harus mengatasi penyakitnya. Dan penyakitnya adalah kegilaan membakar satu-satunya rumah kita. Penyakitnya adalah ketergantungan bahan bakar fosil. Penyakitnya adalah nggak melakukan apapun soal iklim,” katanya lagi.
Sumber: France24
Gimana Situasi Dunia Saat Ini?
Menurut program observasi Bumi dari Uni Eropa, Copernicus, tanggal 21, 22, dan 23 Juli merupakan tiga hari yang paling panas yang pernah tercatat di seluruh dunia. Tanggal 22 Juli jadi pemegang rekor pertamanya, di mana rata-rata suhu kala itu mencapai 17,15 derajat Celsius (62,87 derajat Fahrenheit).
Sumber: France24 & Smithsonian Magazine
“Coba lihat beberapa kejadian yang terjadi di dunia saat ini, kebakaran hutan, banjir, gelombang panas, menunjukkan pada kita kalau kita sama sekali nggak siap buat menghadapi ekstremitas dari dunia yang semakin panas.”
- Direktur Icarus Centre di Maynooth University, Peter Thorne, dikutip dari The Guardian.
(via Giphy)
TL;DR
Baru-baru ini, Sekjen PBB Antonio Guterres bilang kalau saat ini manusia berhadapan dengan epidemi panas ekstrem. Dalam beberapa tahun terakhir, panas ekstrem bertanggung jawab atas kematian sekitar 489 ribu jiwa per tahun sejak 2000 hingga 2019.
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of UN & Pexels)