Harus diterapkan sejak dini
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengajak pemuda untuk menumbuhkan perilaku stop boros pangan dengan mendorong kebiasaan konsumsi yang bijak.
Langkah ini dinilai perlu dilakukan untuk menghadirkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Stop boros pangan harus dijadikan budaya dan itu dimulai semenjak dini, peran millenial sangat penting dalam mendorong dan menumbuhkan kesadaran perilaku stop boros pangan untuk mencegah sisa pangan,” kata Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Pencegahan food waste
Dikutip dari ANTARA, Sosialisasi Gerakan Selamatkan Pangan (GSP) lewat kegiatan Stop Boros Pangan dilakukan Bapanas sebagai pencegahan sisa pangan, selain itu juga untuk perubahan perilaku masyarakat.
Sosialisasi pun digencarkan dengan tulisan, konten video, kreasi dan inovasi pengolahan pangan berlebih menjadi varian menu baru.
“Kolaborasi dengan berbagai stakeholder adalah kunci utama dalam menyelesaikan masalah pangan dan gizi dan peran generasi muda sangat penting di dalam upaya pencegahan sisa pangan” ucap Nyoto.
Strategi bebas dari impor pangan?
Sebelumnya Kepala Bapans Arief Prasetyo Adi juga membeberkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Bappenas, Sisa dan Susut Pangan (SSP) terbesar di Indonesia terjadi di sub-sektor tanaman pangan terutama padi, diikuti oleh hortikultura (sayur dan buah-buahan).
Sementara itu Sekretaris Utama Bapanas meyakini Program Gerakan Stop Boros Pangan bisa membuat Indonesia bebas dari impor pangan.
“Kalau kita berhemat boros pangan misalnya 20-30 persen yang terbuang, Insha Allah bisa berhemat 6 juta ton. Kalau kita bisa hemat 20 persen saja maka impor tidak perlu dilakukan,” ujarnya sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Top image via Unsplash
—
Let us know your thoughts!
-
Diserang Hiu, Kaki Peselancar Australia Kai McKenzie “Terputus”
-
KPK Periksa Perkara Dugaan Klaim Fiktif BPJS, Negara Rugi Rp34 Miliar
-
Balik Lagi, Robert Downer Jr Kini Perankan Karakter Doctor Doom