Darurat kesehatan dunia

Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge menyebut kalau cacar monyet (monkey pox/Mpox), bukanlah “COVID” baru.

Kendati demikian Mpox memang dinyatakan sebagai darurat kesehatan yang harus menjadi perhatian internasional.

“Mpox bukanlah COVID baru, terlepas dari apakah itu cacar Clade I, yang menjadi penyebab wabah yang sedang berlangsung di Afrika Timur dan Tengah, atau cacar Clade II, yang memicu wabah tahun 2022 yang awalnya berdampak di Eropa dan terus menyebar di sana,” kata Kluge, menjelaskan berbagai varian penyakit tersebut.

Semua negara siap dan waspada

FYI, Mpox terutama menular melalui kontak kulit ke kulit dengan lesi, termasuk saat berhubungan seks.

WHO menyebut salah satu tujuan Pernyataan Darurat Kesehatan Global adalah agar semua negara siap dan waspada jika ada kasus yang masuk ke wilayah mereka.

“Kami tahu cara mengendalikan Mpox, termasuk di kawasan Eropa, mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk memberantas penularannya,” ujar Kluge.

WHO: Mpox Bukan "COVID" Baru

Melebih kasus pada tahun sebelum

Pada situs resmi WHO diketahui bahwa dari kasus yang dikonfirmasi di wilayah Afrika pada 2020, sebanyak 95 persen dilaporkan di Republik Demokratik Kongo.

Aada lebih dari 15.000 kasus yang sesuai secara klinis dan sudah lebih dari 500 kematian, adapun laporan ini melebihi jumlah kasus pada 2023.

Ada 100 kasus lebih di Eropa 

Pada 15 Agustus lalu, Swedia menjadi negara pertama di luar benua Afrika yang melaporkan varian Mpox Calde 1b pada individu dengan riwayat perjalanan ke Afrika tengah.

Kluge menyebut saat ini wilayah Eropa mencatat sekitar 100 kasus Mpox baru setiap bulannya.

“Meski siapa pun dapat tertular Mpox, tidak semua orang memiliki risiko yang sama,” katanya.

Top image via Shutterstock

Let us know your thoughts!

  • Seorang Remaja 15 Tahun Asal AS Buat Sabun Batang yang Bantu Pengobatan Kanker Kulit

  • Kemenkes Ungkap Ada 88 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Siapkan 4.450 Dosis Vaksin

  • Kasus Dokter Diperkosa dan Dibunuh saat Bertugas Menyulut Kemarahan Para Dokter dan Perempuan di Seluruh India