Indonesia produksi 50 lebih judul film horor selama 2023, 2024 diprediksi bakal lebih meroket

Pada sepanjang tahun 2023 ada lebih dari 50 judul film horor yang menghiasi layar lebar Indonesia.

Sementara itu pada 2024, film bergenre horor di Indonesia diprediksi akan mengalami kenaikan dengan jumlah lebih dari 50 judul yang naik ke bioskop.

Jumlah market share capai 68% dan bawa Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri

Produser eksekutif dari film Kuasa Gelap Andi Boediman mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan jumlah market share mencapai 68%.

“Film Indonesia saat ini sudah menjadi tuan rumah di negeri sendiri (dengan jumlah) 68 persen market share. Bahkan film hollywood jumlahnya lebih kecil,” kata Andi Boediman di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2024.

Penonton film Indonesia di Tanah Air capai 60 juta, rekor tertinggi sepanjang sejarah

Andi turut mengatakan jika saat ini jumlah penonton film Indonesia di Tanah Air tercatat telah menyentuh 60 juta lebih penonton.

Hal tersebut turut dikonfirmasi oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Mahendra Budaya.

Melalu akun media sosial Instagram pada Sabtu, 28 September 2024, ia mengumumkan per September 2024 jumlah penonton film Indonesia tercatat sukses menyentuh angka 60.158.548 juta.

Angka tersebut menjadi rekor tertinggi di sepanjang sejarah Indonesia selama hampir 100 tahun yang dimulai pada 1926 silam.

‘Kuasa Gelap’ jadi film horor pertama Indonesia yang angkat tema exorcism dari sudut pandang Gereja Katolik

Di puncak kejayaan film Indonesia ini, scriptwriter sekaligus produser Robert Ronny menggandeng Bobby Prasetyo, menawarkan nuansa berbeda pada genre horor yang kini menguasai pasar dengan menghadirkan film berjudul Kuasa Gelap.

Film Kuasa Gelap tertantang untuk menjadi blue print yang membawa angin segar pada genre horor di Tanah Air dengan menjadi film pertama di Indonesia yang mengangkat tema exorcism dari sudut pandang Gereja Katolik.

catfeline Kuasa Gelap Courtesy of Paragon Pictures
Romo Thomas (Jerome Kurnia) Courtesy of Paragon Pictures

Sebenarnya ada banyak kasus kerasukan di daerah yang disembuhkan lewat ritual eksorsisme

Mengambil sudut pandang Gereja Katolik pertama di Indonesia, film horor ini membutuhkan waktu riset selama dua tahun.

Di luar proses penggarapannya, Robert Ronny mengatakan jika pengembangan ide ceritanya menghabiskan waktu selama bertahun-tahun.

Dalam proses tersebut ia melihat bahwa di benua Asia belum banyak film yang mengisahkan tentang praktek eksorsisme dari perspektif Gereja Katolik.

Hal tersebut sempat membuatnya ragu untuk mewujudkan ide cerita, namun Ronny dibuat yakin saat membaca sebuah berita di media online yang melaporkan bahwa ada Romo dari Gereja Katolik yang rutin melakukan ritual eksorsisme di Jawa Tengah.

“Sampai akhirnya suatu hari saya baca di media online, ada Romo Katolik di Jawa Tengah melakukan eksorsisme secara rutin,” kata Robert Ronny usai acara press screening film Kuasa Gelap di Jakarta pada 21 Agustus 2024.

Ikut seminar eksorsisme hingga nonton langsung ritual eksorsisme

Mengambil angle unik di negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam menjadi pembahasan yang menarik karena tentu membutuhkan pemahaman yang cukup dan “gebrakan” agar film tersebut bisa berhasil.

Untuk itu selama sempat tertunda sekitar empat tahun para kru film dan cast memanfaatkannya untuk melakukan pendalaman teori dan praktek dengan berdiskusi bersama sejumlah romo hingga mengikuti seminar tentang eksorsisme di Pontianak, Kalimantan Barat.

“Kami melakukan riset yang mendalam tentang eksorsisme sesuai dengan iman Gereja Katolik supaya otentik dan sesuai dengan ajaran Katolik,” ujar Ronny.

Bahkan untuk lebih mempertajam pemahaman dan mendalami peran, deretan cast Kuasa Gelap juga diajak untuk menyaksikan secara langsung ritual eksorsis di Solo, Jawa Tengah dan Jakarta.

“Riset selama kurang lebih dua tahun dengan menghadiri seminar eksorsisme di Pontianak dan mempelajari ritual eksorsisme di Solo dan Jakarta. Kami memastikan integritas ritual eksorsisme melalui audiensi dengan institusi Gereja Katolik Indonesia,” imbuhnya.

Seminar eksorsisme di Indonesia berdasarkan sudut pandang Gereja Katolik

Fakta bahwa ada seminar eksorsisme dalam sudut pandang Gereja Katolik cukup menarik untuk dibahas, dan berdasarkan hasil pantauan USS Feed, Paroki Saint Vincentius A Paulo yang berlokasi di Malang, Jawa Timur sempat melakukan seminar yang mengangkat topik tersebut.

Pada 2022 silam Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menetapkan eksorsisme sebagai tema besar tahun itu dengan mengangkat judul “Mengenal Eksorsisme Dalam Gereja Katolik.”

Seminar yang diberi judul “Seminar tentang Eksorsisme dalam Liturgi dan Iman Gereja Katolik” tersebut digelar pada 5 Juni 2022 oleh Bidang Liturgi Paroki yang menggandeng Tim Doa Untuk Orang Sakit Vox Angelica Mariae (VAM).

Pembicara seminar tentang eksorsisme tersebut diisi oleh RP. Dr. Petrus Maria Handoko, CM selaku Pastor Kepala Paroki St. Vincentius a Paulo yang sekaligus Dosen Teologi Dogmatik di STFT Widya Sasana Malang.

Seminar dengan durasi kurang lebih 3 jam yang dapat ditonton siaran ulangnya di YouTube tersebut menjelaskan tentang asal mula iblis berdasar kitab suci serta pandangan Bapa Paus dan para Bapa Konsili.

Seminar tersebut memaparkan ajaran Gereja Katolik tentang “Peperangan Rohani,” seluk-beluk eksorsime, dan pelayanan eksorsisme.

Pembicara juga menjelaskan soal perbedaan antara gangguan dari entitas jahat (iblis) dengan gangguan kejiwaan (mental ilness) melalui pembedaan roh atau diskresi (discernment).

Ajaran-ajaran Katolik yang dimunculkan dalam adegan film Kuasa Gelap

Berdasarkan penelusuran USS Feed, Bahan Bulan Liturgi Nasional 2022 dari Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), menjelaskan bahwa dalam agama Katolik, eksorsisme pertama kali muncul dari sejarah Gereja yang bertujuan menyembuhkan umat yang dirasuki oleh roh jahat, bahkan dengan memerintahkan setan, dalam nama Tuhan untuk pergi dan tidak lagi membahayakan manusia dengan cara apapun.

Sementara itu menurut Hukum Kanon Gereja Katolik, eksorsisme hanya bisa dilakukan oleh seorang imam yang telah ditahbiskan (yang lebih tinggi jabatan gerejawinya) dengan izin resmi dari uskup setempat, dan hanya dilakukan setelah adanya sebuah pemeriksaan medis (terutama oleh psikiater).

Secara khusus kata “Eksorsis” dalam Gereja Katolik diartikan sebagai seorang petugas pastoral yang di dalamnya termasuk Uskup, imam maupun awam yang dipercayakan dan dipersiapkan secara khusus bagi tugas pastoral yakni pengusiran roh jahat.

Beberapa ajaran gereja tersebut berusaha dimunculkan dalam film Kuasa Gelap yang memperlihatkan ritual-ritual pengusiran setan yang dilakukan oleh petugas pastoral Eksorsis yang merapalkan doa-doa dan memerintahkan iblis dengan menanyakan dan menyebut nama setan merasuki para korban dalam nama Tuhan untuk pergi dari tubuh korbannya.

Nama-nama setan berdasarkan Demonic Hierarchy

Dalam agama Katolik para entitas jahat memiliki nama-namnya sendiri. Dan nama iblis yang disebutkan dalam ritual eksorsisme merupakan nama-nama demon yang ada pada demonic hierarchy atau hirarki iblis.

Ada banyak sekali nama dan klasifikasi hirarki iblis yang ditulis dalam berbagai buku di sepanjang sejarah yang dibahas salah satunya melalui ilmu demonologi.

Salah satu demonic hierarchy yang banyak diketahui ada pada sebuah tulisan sekitar tahun 1409-1410 oleh John Wycliffe yang berjudul The Lanterne of Light yang memiliki sistem klasifikasi berdasarkan “capital vices” atau “seven deadly sins.”

Setidaknya ada sejumlah nama demon yang dikenal dari The Lanterne of Light  sebagai “tujuh setan mematikan” atau “tujuh pangeran Neraka” dengan masing-masing tugas menggoda manusia melalui masing-masing dosa.

Adapun ketujuh entitas jahat berdasarkan hirarkinya antara lain Lucifer (Pride), kemudian Beelzebub (Envy), Satan (Wrath), Abaddon (Sloth), lalu Mammon (Greed), Belphegor (Gluttony), dan yang ketujuh ada Asmodeus (Lust).

Dapat dukungan dari Gereja Katolik Indonesia dan libatkan Romo dalam proses penggarapan

Robert Ronny sebagai penulis naskah sekaligus produser menganggap adanya dukungan dari Gereja Katolik Indonesia merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan.

Oleh karena itu dalam hampir setiap proses penggarapan film Kuasa Gelap turut melibatkan sejumlah Romo dan tokoh agama Katolik lainnya.

Mendukung gerakan generasi dalam industri perfilman, Kuasa Gelap dibintangi oleh deretan aktor yang melakukan debut pertama mereka di film tersebut.

Lea Ciarachel sebagai Kayla, Jerome Kurnia sebagai Romo Thomas, Lukman Sardi sebagai Romo Rendra, Astrid Tiar sebagai Maya, Delia Husein sebagai Suster Indah, Erdin Werdrayana sebagai Denis (pacar Maya) dan masih banyak lagi.

Film yang disutradari oleh Bobby Prasetyo ini sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia sejak tanggal 3 Oktober 2024.


Let uss know your thoughts!