Menyerukan Perdamaian di Tengah Kekejaman

Paus Fransiskus, dalam pesan Natalnya pada Minggu (22/12), menggambarkan perang Israel di Gaza sebagai sebuah “kekejaman luar biasa.” Berbicara dari kapel Casa Santa Marta karena sedang flu, ia menyampaikan doa tradisionalnya dengan penuh kesedihan. Biasanya, doa ini diberikan dari jendela yang menghadap Lapangan Santo Petrus di Vatikan.

“Saya memikirkan Gaza dengan kesedihan mendalam; begitu banyak kekejaman, anak-anak yang menjadi korban senjata mesin, sekolah, dan rumah sakit yang dibom… Betapa kejamnya,” ujar Paus dengan nada penuh empati.

Gencatan Senjata untuk Natal

Pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini tidak hanya mengungkapkan keprihatinannya terhadap Gaza, tetapi juga menyerukan penghentian kekerasan di berbagai belahan dunia.

“Biarkan senjata-senjata diam, dan biarkan lagu-lagu Natal menggema,” tegasnya. Ia menyerukan gencatan senjata, bukan hanya di Gaza, tetapi juga di Ukraina, Timur Tengah, dan semua medan perang lainnya selama Natal.

Paus menyoroti bagaimana perang di Ukraina, yang berlangsung sejak Februari 2022, terus menyebabkan kerusakan pada infrastruktur vital seperti sekolah, rumah sakit, dan gereja.

Tents sheltering Palestinians displaced by conflict are pictured near destroyed buildings at sunset near the Hamad Residential City complex in the north of Khan Yunis in the southern Gaza Strip on December 22, 2024 amid the ongoing war in the Palestinian territory between Israel and Hamas. (Photo by Bashar TALEB / AFP)

Kekerasan Global yang Tak Kunjung Usai

Selain Gaza dan Ukraina, Paus juga menyinggung situasi di Mozambik, sebuah negara di Afrika Timur yang dilanda kemiskinan dan kekerasan. Ia berharap agar dialog dan usaha mencari kebaikan bersama dapat menjadi jalan keluar dari perpecahan yang ada.

“Dialog dan upaya mencari kebaikan bersama, yang didukung oleh iman dan niat baik, dapat mengalahkan ketidakpercayaan dan perpecahan,” doanya dengan penuh harapan.

Mengecam Tindakan Israel di Gaza

Pada Sabtu sebelumnya, Paus mengecam serangan udara Israel yang menargetkan Gaza, menyebutnya sebagai tindakan “bengis.” Perang yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 itu telah menewaskan lebih dari 45.200 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Selain itu, Israel menghadapi tekanan hukum internasional. Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang. Di sisi lain, gugatan genosida juga diajukan terhadap Israel di Mahkamah Internasional.

Dengan seruan kuatnya, Paus Fransiskus kembali menegaskan pentingnya perdamaian dan keadilan di tengah dunia yang terus dihantui kekerasan.

Top image via (Photo by Handout / VATICAN MEDIA / AFP)

Let us know us your thoughts!

  • Petisi Tolak Kenaikan PPN 12 Persen: Tembus 171 Ribu Tanda Tangan

  • Stranger Things 5 Resmi Selesai Syuting, Akhir Sebuah Era

  • Mulai 2025 Pakai QRIS dan Naik Transportasi Bisa Tinggal Tempel HP