Perusahaan operasi Forever 21 di AS pada hari Minggu mengajukan kebangkrutan untuk kedua kalinya dalam enam tahun dan mengatakan akan menghentikan operasi domestiknya, yang dirugikan oleh meningkatnya persaingan daring di sektor mode cepat dan lalu lintas mal yang lemah.

Forever 21 ajukan kebangkrutan kedua kalinya dan terancam akan stop pengoperasian 354 toko di AS

Pihak Forever 21 menyalahkan situasi tersebut pada biaya yang lebih tinggi dan perusahaan yang mengambil keuntungan dari perlakuan bebas pajak dan bea terhadap paket berbiaya rendah dari China untuk melemahkan kekuatan penetapan harganya.

“Kami belum dapat menemukan jalur berkelanjutan ke depan, mengingat adanya persaingan dari perusahaan mode cepat asing, yang mampu memanfaatkan Pembebasan De Minimis untuk melemahkan merek kami dalam hal harga dan margin,” kata Kepala Keuangan di perusahaan yang mengoperasikan 354 toko Forever 21 di AS, Brad Sell dilansir Reuters, Senin, 17 Maret 2025.

Salahkan kebijakan Pembebasan Pajak De Minimis yang diatur dalam UU

Pembebasan Pajak De Minimis yang mempengaruhi kebangkrutan Forever 21 merupakan Undang-Undang UU yang disahkan Kongres secara bipartisan yang memungkinkan pengiriman yang ditujukan untuk bisnis dan konsumen Amerika yang nilainya di bawah 800 dolar AS atau setara dengan Rp13,1 juta (per orang, per hari) untuk memasuki AS bebas bea dan pajak.

Hal ini membantu pengecer online asal China seperti Shein dan Temu untuk menjaga harga tetap sangat rendah.

“Tidak mungkin seorang ksatria putih akan muncul untuk membeli semua atau sebagian lokasi ritelnya,” kata Sarah Foss, kepala hukum global di firma keuangan Debtwire, dalam sebuah pernyataan dilansir NBC News, Senin, 17 Maret 2025.

Awan gelap industri ritel di AS?

Berdasarkan laporan NBC News, pengajuan kebangkrutan ini terjadi saat tantangan menumpuk bagi industri ritel.

Merek-merek konsumen telah memperingatkan investor tentang pertumbuhan yang lebih lambat tahun ini, dan penjualan ritel, yang hanya naik 0,2% bulan lalu, lebih lemah dari yang diharapkan dalam angka federal yang dirilis Senin, 17 Maret 2025.

Perekrutan di seluruh industri telah mendatar, dan analis memperkirakan operator fisik akan menutup lebih banyak lokasi tahun ini.

Penutupan toko ritel pada tahun 2024 mencapai level tertinggi sejak pandemi, dengan pengumuman penutupan baru-baru ini oleh penjual kain Joann, discounter Big Lots, Party City, dan lainnya menambah penghitungan.

Forever 21 sempat ajukan kebangkrutan pada 2019

Forever 21 mendulang kesuksesan mereka di awal tahun 2000-an dengan menjual pakaian produksi yang menarik target para wanita muda yang mencari pakaian dengan konsep terinspirasi style desainer, yang dijual dengan harga sangat murah.

Bukan kali pertama, Forever 21 diketahui pertama kali sempat mengajukan kebangkrutan pada tahun 2019.

Pada kebangkrutan pertama tersebut mereka menutup lebih dari 30 persen tokonya di Amerika Serikat, sebelum dibeli dari kebangkrutan oleh Sparc Group, perusahaan patungan antara Authentic Brands Group dan Simon Property Group.


Let uss know your thoughts!