The Dare, kuartet pop asal Lombok meluncurkan single terbaru mereka berjudul “7.0“. Hadirnya “7.0” juga disajikan dalam video musik di YouTube. Rilisnya single ini merupakan rangkaian menuju album perdana mereka yang akan dirilis pertengahan tahun bersama Darelink Records.
Ternyata sebelum dirilisnya lagu ini, The Dare seringkali membawakannya secara langsung ketika mereka sedang melaksanakan tur mereka. Lewat “7.0”, Riri (vocal, gitar), Desita (drum), Meigaali (bass), dan Yollanang (gitar) ingin bercerita tentang situasi saat terjadinya gempa yang menimpa pulau Lombok dan sekitarnya pada tahun 2018. Judul dari single ini juga merupakan besaran gempa yang menimpa Lombok saat itu, 7.0 SR.
Cerita kesedihan dan kepanikan ini mereka sajikan dengan musik upbeat sehingga pendengarnya tidak menyadari secara langsung bahwa yang mereka dengarkan adalah sebuah kepanikan. Kepanikan ini justru menghilangkan arah dan akal pikir mereka untuk menyelamatkan diri.
Teori penyelamatan diri seakan tidak berfungsi saat gempa ini datang. Yang mereka lakukan hanyalah mengurung diri dan menunggu akan hal baik yang akan datang menghampiri mereka setelahnya. Karena itu, mereka dengan pasrah menerima guncangan-guncangan keras yang tidak ada habisnya.
Pada video musik “7.0”, The Dare berusaha memvisualisasikan situasi saat gempa dengan sudut pandang yang berbeda, analogi berbeda, tanpa harus menggambarkan situasi yang sebenarnya. Video musik ini dibantu oleh sutradara Hiroshiyoka yang juga menggarap artwork “7.0” merupakan project jarak jauh yang berhasil terealisasikan. Proses pengerjaan video musiknya pun memakan waktu hingga dua bulan. Justru berbanding terbalik dengan durasi kita menonton video musik ini yang hanya dua menit.