Apa itu herd immunity? Seberapa tinggi risikonya?
Berdasarkan data dari Worldometer, kasus virus Corona di dunia telah menembus angka 3,4 juta (per 2 Mei 2020), dan masih terus bertambah.
Hingga kini, para ilmuwan terus berusaha mengembangkan vaksin sembari mencari solusi untuk menekan angka tersebut. Sejumlah opsi pun masuk pertimbangan, salah satunya herd immunity alias kekebalan kelompok.
Source: Unsplash
Melansir dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, herd immunity didefinisikan sebagai bentuk proteksi yang muncul jika mayoritas populasi manusia imun terhadap suatu penyakit.
Dengan imunitas tersebut, populasi tak hanya akan jadi lebih kebal terhadap suatu penyakit, namun kasus infeksi juga lebih mudah dikontrol.
Bagaimana herd immunity menekan
Polio, campak dan cacar adalah beberapa contoh penyakit yang penyebarannya berhasil ditekan dengan herd immunity.
Namun keberhasilan tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Untuk menciptakan proteksi, sebuah populasi harus mencapai tingkat imunitas sekitar 70% hingga 90%, tergantung tingkat infeksi penyakitnya.
Source: Centers for Disease Control and Prevention
Untuk mencapai persentase tersebut, banyak orang memaparkan dirinya dengan penyakit-penyakit tersebut secara sengaja untuk membentuk imunitas. Sayangnya, langkah serupa tak bisa dilakukan untuk COVID-19.
Walau belum memiliki persentase pasti, tingkat kematian virus corona diperkirakan 10 kali lebih tinggi dari flu biasa. Karena itu, memaparkan diri pada virus tersebut punya risiko yang begitu tinggi, bahkan bisa berujung dengan kematian.
Pandemi corona di bulan-bulan mendatang
Menurut WHO, saat ini sudah ada 70 vaksin yang tengah dikembangkan. Beberapa di antaranya bahkal telah disiapkan untuk uji coba ke manusia. Namun vaksin-vaksin tersebut masih harus melewati rangkaian proses panjang sebelum bisa diproduksi massal.
Source: Press TV
In the meantime, physical distancing masih jadi opsi terbaik kita untuk saat ini.
Selama tingkat infeksi virus ini masih melonjak, penting bagi kita untuk #DiRumahAja. Ketika angka tersebut menurun kita mungkin bisa sedikit bernapas lega, namun dengan kesiapan untuk kembali mengkarantina diri jika diperlukan.