Karena isu rasisme juga terjadi di Indonesia
Insiden George Floyd dan kericuhan yang terjadi di Minneapolis, Amerika Serikat membawa isu rasisme kembali naik ke permukaan, hingga jadi sorotan dunia.
Namun nyatanya, kita tak perlu meneropong jauh ke negeri Paman Sam untuk melihat kekejaman rasisme. Prasangka negatif dan tindak diskriminatif lainnya juga terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Senang banyak yang perhatian sama kasus kematian warga kulit hitam di US. Hal seperti itu menyedihkan memang. Semoga kalian juga perhatian sama kasus kematian warga sipil di negara sendiri yang terjadi karena tindak kekerasan aparat. Karena di negara sendiri juga ada. 😔🙏🏽
— ORANG TIMUR (@Arie_Kriting) May 28, 2020
Apa yang bisa kita lakukan untuk menekan pemahaman anti kulit hitam
Untuk merespon isu rasisme, kita bertanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekadar me-repost foto atau mengunggah tagar. Diskusi untuk membuka pola pikir pun punya fungsi penting sebagai solusi perkara ini.
-
Mulai diskusi dari rumah
Source: Giphy
Perubahan bisa kita mulai dari lingkungan terdekat, lewat diskusi bersama orang tua, kakak, adik dan kerabat lainnya.
Dan dengan adanya insiden yang menimpa George Floyd, tepat rasanya jika momen ini kita jadikan sebagai kesempatan untuk membahas isu rasisme dalam diskusi keluarga. Dengan demikian, prasangka negatif yang melekat pada mereka yang berkulit hitam bisa dikupas tuntas.
-
Tolak gagasan bahwa mayoritas adalah kelompok yang lebih ideal
Source: Giphy
Mereka yang menduduki posisi mayoritas kerap menganggap kelompoknya ideal dan lebih baik dari kelompok lain.
Bukan hanya mitos, anggapan tersebut juga bisa memicu perkara lain, juga membuat isu sosial yang dialami minoritas jadi luput dari perhatian.
-
Ingat sejarah
Source: Giphy
Menyoal tentang isu ras, penting bagi kita untuk mengingat sejarah dan memahami bagaimana kita bisa maju jika menyampingkan warna kulit.
Sebagai contoh, warga Amerika non kulit putih sempat tidak bisa beremigrasi ke area Amerika Utara dan negara-negara Eropa. Namun hal tersebut berhasil diatasi, berkat pergerakan aktivisme hak warga kulit hitam.
-
Stop appropriating black culture
Source: Giphy
Culture appropriation is not ok. Apalagi jika dilakukan tanpa pengetahuan yang memadai mengenai makna dan sejarah dari pakaian dan atribut-atribut budaya orang lain.
Hal ini tentu merugikan kaum minoritas. Budaya yang seharusnya menjadi kebangaan bagi kaum tertentu diambil oleh kelompok lain yang lebih dominan. Bahkan dijadikan sebagai properti untuk menguntungkan diri mereka sendiri.
–
Semoga apa yang terjadi di Amerika bisa jadi kesempatan buat kita untuk berkaca, supaya kejadian serupa tak terjadi di Indonesia.