Minum Milktea setiap hari selama 1 bulan penuh.
Seorang gadis di Shangai, dengan nama samaran ‘Tian Tian‘ mengaku bahwa dirinya mengkonsumsi dua cup milk tea setiap hari selama satu bulan tanpa jeda.
Kejadian tersebut membuatnya harus dirawat ke rumah sakit karena dirinya mendadak koma.
Terlalu cinta minuman manis, gula darahnya lebih tinggi dua puluh lima kali lipat dari normal
Selain pencinta milk tea, wanita berusia 18 tahun tersebut ternyata juga menyukai minuman manis lain seperti coca cola.
Selama 1 bulan terakhir, dia terus mengkonsumsi minuman manis tersebut. Pada tanggal 2 Mei 2020, Tian Tian mendadak ditemukan dalam keadaan tidak sadarkan diri dan langsung dilarikan ke rumah sakit Ruijin di Jiading, Shangai.
Setelah meneliti tekanan darahnya, para tenaga medis memiliki kesimpulan bahwa kadar gula yang terlalu tinggi menjadi alasannya mendadak hilang kesadaran. Hal tersebut diperkuat dengan hasil darah Tian Tian yang menujukan bahwa kadar gulanya dua pulih lima kali lipat dari angka normal.
Tian Tian juga alami komplikasi
Di rawat di EICU (Emergency Intensive Care Unit), Tian Tian juga dilaporkan mengalami beberapa keluhan lain, seperti mulut kering,mual serta ‘kerusakan‘ pada ginjal dan hal tersebut sangat membahayakan keselamatannya.
Direktur Emergency Department, Lu Yiming menyarankan tim EICU untuk menjalankan beberapa prosedur penyelamatan seperti memasang ‘tracheal intubation, mechanical ventilation, dan pembatasan cairan.
Sudah sadar dan berjanji tidak akan minum milktea lagi
Setelah 5 hari perawatan, Tian Tian akhirnya kembali sadar dan tidak lagi bergantung pada ventilator, dan kadar gula serta hasil test darah kembali normal.
Bahkan dirinya berhasil menurunkan 35 kg berat badannya, dia berjanji kepada semua orang untuk tidak akan pernah mengkonsumsi milk tea lagi.
Source : Mothership.sg
—
Sesuatu yang berlebihan tidak akan pernah baik, Direktur Lu menyarankan para muda mudi untuk bisa mengadaptasi diet sehat serta rutin berolah raga , selain itu kurangi minuman yang manis.
Menurutnya cara tersebut efektif mengurangi resiko penyakit diabetes, so semoga kasus Tian Tian bisa dijadikan sebuah pelajaran yah.