Insiden pelecehan seksual tersebut diklaim dilakukan Ansel Elgort pada tahun 2014
Nama Ansel Elgort mencuat jadi jadi bahan perbincangan jagat maya. Aktor berusia 26 tahun itu disebut-sebut melakukan pelecehan seksual pada gadis di bawah umur pada tahun 2014 lalu.
Kabar ini mencuat ke permukaan sejak diungkapkan oleh sebuah akun Twitter dengan nama pengguna @ItsGabby yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual tersebut. Karena insiden tersebut, pemilik akun tersebut pun mengaku menderita PTSD (gangguan stres pascatrauma) dan serangan panik hingga dia melakukan terapi.
“Aku baru berumur 17 tahun dan dia berusia 20 tahunan. Dia tahu apa yang dia lakukan. Aku memunggah ini agar aku bisa pulih dan aku tahu aku tidak sendirian karena dia melakukan ini pada perempuan-perempuan lain. Ansel Elgort melakukan kekerasan seksual terhadapku ketika umur masih 17 tahun,” cuitnya.
Source: Rogue Rocket
Sebelum akun @ItsGabby tersebut menghilang, pemilik akun tersebut juga sempat mengungkapkan bahwa Ansel Elgort adalah cowok pertama yang berhubungan seks dengannya.
“Aku hanya anak-anak dan penggemarnya. Jadi, ketika itu terjadi, alih-alih bertanya apakah aku ingin berhenti berhubungan seks, mengingat itu adalah pertama kalinya bagiku dan aku menangis tersedu-sedu karena aku tidak ingin melakukannya,” cuit akun tersebut.
“Satu-satunya kalimat yang keluar dari mulutnya adalah, ‘Kamu harus berani’.”
Source: IDN times
Ansel Elgort respon tuduhan kekerasan seksual
Menyoal tentang tuduhan tersebut, Ansel Elgort pun merespon lewat akun Instagram-nya.
“Aku tidak bisa mengklaim bahwa aku mengerti perasaan Gabby, namun deskripsi kejadian yang ia ceritakan tidaklah benar. Aku tidak pernah melakukan kekerasan pada siapapun.”
“Kebenarannya adalah kami memang bertemu di New York pada tahun 2014, ketika aku berusia 20 tahun, Gabby dan aku menjalani hubungan yang singkat sah dan sepenuhnya konsensual,” tulis aktor Baby Driver tersebut.
Ansel juga menjelaskan bagaimana ia menyesal karena mengakhiri hubungannya dengan tidak dewasa.
“Ketika aku mengingat kembali tingkah laku ku, aku merasa jijik dan malu dengan caraku bersikap. Aku sangat menyesal,” lanjut Ansel.
“Aku tahu aku harus terus merefleksi diri, belajar dan bekerja untuk menumbuhkan empati,” tutup Ansel.