Bukan hanya sekali, Vietnam berhasil kendalikan COVID-19 dan sudah dua pekan tanpa penambahan kasus
Lebih dahulu jika dibandingkan Indonesia, Vietnam melaporkan kasus pertama virus corona di negara mereka pada awal bulan Januari 2020. Namun hebatnya, laporan korban pertama yang meninggal karena Covid-19 baru muncul di akhir Juli 2019.
Gelombang pertama di negara Vietnam berakhir di pertengahan April dan kasus infeksi dilaporkan terus melandai sampai muncul gelombang kedua pada pekan ketiga bulan Juli. Namun gelombang kedua tersebut kembali dapat mereka kendalikan. Saat ini, sudah lebih dari dua pekan Vietnam tidak mencatatkan penambahan kasus baru Covid-19 lewat transmisi komunitas
Congratulations Vietnam🇻🇳for crushing the curve AGAIN!
— Dr. Ali Nouri (@AliNouriPhD) September 27, 2020
Vietnam, a country of ~100 million people has had a TOTAL of 35 COVID deaths.
Vietnam did it w/effective closures & lockdowns, high levels of masking, aggressive contact tracing, & clear risk communication to the public. pic.twitter.com/HU4at2BVos
Bahkan, kota Da Nang juga suda melonggarkan hampir semua pembatasan yang diberlakukan pada aktivitas masyarakat. Padahal, Akhir Juli lalu, kota itu menjadi pusat gelombang kedua dan melaporkan lebih dari 550 kasus.
Seperti dilansir ABC News, sampai hari ini, negara berpopulasi 95 juta itu hanya mencata total kasus positif Covid-19 sebanyak 1.068 kasus. Di mana angka tersebut hampir sama dengan neagara bagian Queensland, Australia.
Selain itu, Vietnam juga hanya melaporkan 35 orang meninggal dunia akibat Covid-19. Sebuah angka yang lebih rendah jika dibandingkan dengan angka kematian di negara bagian New South Wales, Australia.
Ini rahasia Vietnam untuk menangangi Covid-19
Seperti dikutip dari Kompas.com, sejak awal Pemerintah bergerak cepat dan tegas dalam menghadapi virus SARS-CoV-2. Setelah kasus pertama terdeteksi pada Januari, penerbangan dari dan ke Wuhan langsung dihentikan. Kemudian di akhir Maret, Vietnam hampir menutup total semua perbatasan negara.
Langkah tersebut dibarengi dengan tes masif, pelacakan kontak agresif dan sosialisasi kesehatan masyarakat secara luas. Pada pertengahan Maret, semua orang yang berada di tempat umum diwajibkan mengenakan masker. Uniknya, kewajiban tersebut hanya mendapat sedikit penolakan.
Faktor lainnya seperti disebutkan oleh Guy Thawites adalah kebiasaan Vietnam berperang melawan penyakit menular. “Vietnam sangat terbiasa dengan penyakit menular, sudah banyak wabah penyakit menular selama 20 tahun terakhir,” tutur Direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford yang berbasis di Kota Ho Chi Minh, pada ABC.
-
Warga Vietnam Bisa Liburan Lagi, INDONESIA KAPAN? #TERSERAHINDONESIA
-
Kenalan Dengan Soytiet, Gembala Sapi yang Viral Cuma dengan “Berhitung”
-
Temukan Amuba Pemakan Otak, Kota Ini Berstatus Darurat Bencana!
Pemerintah Vietnam juga sempat memberlakukan lockdown ketat pada 1-22 April lalu. Lewat Perdana Mentri Nguyen Xuan Phuc, semua warga disebutkan memiliki peran sebagai tentara. “Setiap warga adalah seorang tentara, setiap rumah, dusun, daerah pemukiman adalah benteng dalam memerangi pandemi,” begitu tuturnya.
Ratusan ribu orang, bahkan yang baru diduga positif Covid-19, diperintahkan untuk menjalani karantia di rumah sakit, fasilitas negara dan di rumah. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan sebuah lembaga survei asal Inggris, YouGov, sebanyak 97 persen warga Vitenam dilaporkan setuju dengan langkah pemerintah merka dalam menangani pandemi Covid-19.
Bosan dengan gaya hidup yang itu-itu saja? Coba gaya hidup INI
—
Beberapa laporan terbaru juga menyebutkan Vietnam sudah berhasil lolos dari resesi. Nah, kalau Indonesia sudah gelombang ke berapa? Masih pertama atau??