Lewat program pencari jodoh berbasis AI, diharapkan bisa mengurangi kebayakan warga jomblo dan meningkatkan angka kelahiran
Kebanyakan warga jomblo ternyata mulai mengkhawatirkan pemerintah Jepang. Pasalnya baru-baru ini dikabarkan kalau mereka akan mengucurkan dana sekitar ¥2 miliar untuk membuat program pencari jodoh digital bagi masyarakat.
Adapun hal tersebut dilakukan dengan tujuan menggenjot tingkat kelahiran di tengah Masyarakat di Negeri Sakura. Seperti dikutip dari BBC, Rabu (9 Desember), jumlah bayi yang lahir di Jepang tahun lalu tercatat turun di bawh 865.00o. Di mana angka tersebut menjadi yang terendah.
Teknologi AI pencari jodoh sudah beroperasi pada 47 perfektur Jepang
Seperti dilansir dari Japan Times, Selasa (8 Desember), anggaran tersebut akan digelontorkan pada 2021 mendatang. Serta berfokus untuk membangun sistem kecerdasan buatan untuk digunakan sebagai panduan mencari jodoh bagi kebanyakan warga jomblo di Jepang.
Walau dinilai tidak berfokus pada perasaan. Program mencari jodoh melalui kecerdasan buatan di Jepang diharapkan dapat memperluas kesempatan para warga untuk mendapatkan kekasih. Sampai saat ini, program pencarian jodoh berbasi AI sudah diterapkan pada 47 prefektur di Jepang.
Berbeda dengan program pencarian jodoh konvensional, sistem AI ini bisa melakukan analisi data lebih dalam. Sebut saja hobi dan minat lainnya dari para peserta. “Kami berencana menawarkan subsidi bagi pemerintah daerah untuk melakukan atau menjalankan program mencari jodoh menggunakan kecerdasan buatan,” begitu isi pernyataan Sekretaris Kabinet Jepang.
-
Vaksinasi Covid-19 Gratis Bagi Seluruh Warga Jepang, Keren!
-
Gurita Aneh Bertentakel 9 Ditemukan di Jepang, Ini Penjelasan Ilmiahnya!
-
Restoran Ini Jual Ayam Goreng Rasa “Keringat Idol Jepang”, Seperti Apa Rasanya?
Lebih lanjutnya, beliau juga berharap agar AI pencari jodoh bisa menekan penurunan tingkat angka kelahiran secara nasional. Faktanya catatan angka keseuburan di Jepang tahun lalu menjadi salah satu yang terendah di dunia untuk bisa mempertahankan jumlah populasi.
Di sisi lain, jumlah penduduk lansia (lanjut usia) di Jepang juga semakin meningkat. Adapun hal tersebut membuat jumlah usia produktif di Jepang semakin menurun dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan mereka.
—
Kebanyakan nikah sama robot kali yah?