Pembangunan toilet di sejumlah Kapubaten Bekasi, Jawa Barat tuai kontroversi
Toilet Sekolah 196 Juta menuai perhatian publik. Pasalnya toilet tersebut diklaim menggunakan anggaran yang terlalu besar dan sulit untuk dipahami.
https://www.instagram.com/p/CIncUn5D-Ue/?igshid=1p1xmzjioyb3c
Salah satu sekolah yang mendapat pekerjaan proyek tersebut adalah SDN 04 Mangunjaya, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Meski awalnya diklaim memiliki fasilitas yang ‘luar biasa’ ternyata Toilet tersebut adalah WC jongkok.
Begini tampilan toilet sekolah 196 juta
Seperti dilansir dari CNNIndonesia.com, toilet di sekolah SDN 04 Mangunjaya terlihat sudah rampung dikerjakan. Pelaksana proyek tersebut adalah CV Cikal Kelapa Mandiri dengan harga kontrak sebesar IDR.196.848.000,-.
Pekerjaan pembangunan toilet sendiri memakan waktu 57 hari sejak di mulai pada Oktober 2020. Sekilas letak bangunan toilet ini terpisah dari bangunan utama gedung utama sekolah yang dipakai untuk kegiatan belajar mengajar.
Secara rinci, anggaran ratusan juta itu digunakan untuk pembangunan tiga unit toilet dengan luas bangunan 2,7 x 2,6 meter. Dua toilet dilengkapi dengan kloset jongkok dan satu keran lain.
Sementara, satu lainnya hanya dipergunakan sebagai urinoar atau ruangan khusus untuk buang air kecil. Pintu toilet sendiri menggunakan bahan alumunium dengan lapisan kertas tebal mirip kayu (HPL). Setiap toilet dilengkapi dengan saluran udara (ventilasi).
Di depan bangunan toilet, tersedia dua unit wastafel berserta dua cermin. Selain itu ada juga lima keran injak yang berada di sejumlah titik di selasar bangunan toilet. Adapun keran injak ini dipilih untuk bisa mencegah penularan virus Covid-19.
Lebih lanjutnya, ternyata anggaran juga dipergunakan untuk membuat tiga unit keran air sebagai tempat wudu, pembangunan tangki air dan septic tank di sisi toilet.
Ini penjelasan menyoal biaya toilet yang spektakuler
Kepala Bidang Bangunan Negara Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto Prawiro, menjelaskan bahwa hanggara hampir 200 juta dari APBD Kabupaten Bekasi TA 2020 tersebut sudah termasuk pajak dan keuntungan kontraktor.
“Pajak itu 12 persen dikurangin dengan ketentuan dari APBD. Itu kan ada keuntungan kontraktor 10-15 persen. Kalau dari situ harga yang total untuk pembangunan itu IDR 147 juta kalau tanpa pajak dan lain-lainnya,” tutur Benny dalam keterangan resmi.
Benny juga mengklaim anggaran IDR 196,8 juta sudah sesuai jika dihitung dengan fasilitas penunjangn lainnya di luar toilet itu sendiri. “Nah, harga dari toilet kalau dihitung dengan semua komponen, karena kan semua komponen dikerjakan. Kalau misal ini pos jaga yang ruangannya kosong tanpa komponen, itu mungkin kalau disebut kemahalan,” tuturnya.
-
“Yū Yū Hakusho” Akan Diadaptasi Jadi Serial Live-Action di Netflix
-
Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19 untuk Seluruh Warga Indonesia!
-
Tom Delonge Singgung Kostum Polisi, Polsek Cilandak Pamer OOTD
Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan toilet merupakan inisiatif Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kapubaten Bekasi. Pekerjaan ini juga disebut sebagai tindak lanjut program Kementrian Kesehatan perihal kabupaten/ kota sehat di lingkungan pendidikan.
“Makanya kita buat toilet-toilet representatif terhadap kesehatan. Di mana ruang toilet harus terpisah dengan ruang aktivitas, di mana juga nuasanya harus sejuk dan kering. Selain itu bagaimana air tersedia,” imbuhnya.
Pembangunan 488 toilet di sejumlah institusi pendidika Kabupaten Bekasi sendiri menelan anggaran sekitar IDR 98 miliar dan informasi tersebut sudah terdengar ke telinga KPK.
—
Masih agak sulit dipahami sih.