Twitter Donald Trump diblokir menyusul aksi kekerasan di Capitol
Twitter Donald Trump akhirnya diblokir/ditangguhkan secara permanen.
Keputusan ini diambil menyusul kekacauan di Capitol yang dipicu rangkaian cuitan Trump untuk para pendukungnya beberapa waktu lalu.
Trump sebelumnya memiliki 88,7 juta pengikut di Twitter sebelum penghentian akunnya.
Baca juga: Elon Musk: Kerja di Tesla Nggak Butuh Gelar Pendidikan!
Laman Facebook, Instagram dan Twitter Donald Trump kompak ditangguhkan
Penangguhan laman media sosial Trump pertama kali terjadi pada tanggal 6 Januari lalu, tepatnya ketika anggota parlemen melanjutkan formalitas penghitungan suara Electoral College.
Trump yang tak puas dengan hasil pemilu pun mendorong pendukungnya untuk menulak hasil pemilu tersebut dan melakukan protes di Capitol.
Twitter awalnya memblokir beberapa twit Trump dari pandangan publik pada hari Rabu lalu. Untuk mendapatkan kembali akses ke akunnya, Trump harus menghapus cuitan-cuitan tersebut dan mengharuskan dia menghapusnya untuk mendapatkan kembali akses ke akunnya.
Perlu diketahui, Trump memang dikenal sebagai sosok yang suka menggunakan Twitter untuk memperpanas suasana.
Ia menuduh lawan politiknya, Joe Biden, melakukan kecurangan besar. Meski begitu, semua klaim Trump masih tak terbukti di pengadilan.
Sementara akun Twitter-nya ditangguhkan secara permanen, akun Facebook dan Instagram Trump ditangguhkan sampai akhir masa jabatannya sebaga Presiden.
Baca juga: 10 Prediksi The Simpsons yang Jadi Kenyataan; Dari Donald Trump, Game of Thrones Hingga Krisis 2020!
Tanggapan Trump
Dikutip dari ABC News, Trump mengaku tak kaget dengan hal ini.
“Saya sudah memprediksi hal ini akan terjadi,” tuturnya.
“Kami bernegosiasi dengan beberapa situs lain dan akan mengumumkan sesuatu yang besar segera, kami juga melihat kemungkinan membangun sendiri platform kami dalam waktu dekat. Kami tidak akan dibungkam,” tambah dia.
“Twitter bukan tentang free speech. Mereka mempromosikan platform radikal kiri di mana beberapa orang paling jahat di dunia diizinkan untuk berbicara dengan bebas,” demikian kritikan Donald Trump pada Twitter.