#StopAsianHate jadi respon terhadap kebencian kepada warga Asia di Amerika
#StopAsianHate jadi tagar yang gencar bersirkulasi di media sosial belakangan ini.
Tagar tersebut mencuat sebagai respon terhadap kekerasan anti-Asia di Amerika Serikat beberapa waktu belakangan. Laporan Departemen Kepolisian New York bahkan menyatakan bahwa tingkat kriminalitas terhadap warga Asia melonjak sebesar 1.900% sepanjang tahun 2020.
The skyrocketing number of hate crimes against Asian Americans continues to grow, despite our repeated pleas for help. The crimes ignored and even excused. Remember Vincent Chin. #EnoughisEnough. @danielwuyanzu & I are offering a $25,000 reward.. https://t.co/ImXYhzNuRH
— Daniel Dae Kim (@danieldaekim) February 5, 2021
Baca juga: Fantastic Four Versi MCU akan Libatkan Jennifer Lawrence?
Diduga dipicu Donald Trump
Meski sudah dimulai pada tahun 2020, isu ini kian genting di tahun 2021.
Meningkatnya jumlah kekerasan terhadap warga Asia diduga mulai meningkat sejak virus corona masuk ke negeri Paman Sam.
Ketika itu, Presiden Trump menyebut covid-19 sebagai “virus Cina,” menyalahkan negara tersebut atas pandemi yang terjadi.
Hal ini dinilai jadi justifikasi atas kebencian untuk warga keturunan Asia (Xenophobia) di Amerika.
“Ada korelasi jelas antara komentar panas Presiden Trump, dan keyakinannya untuk menggunakan istilah ‘virus Cina’ dengan kemunculan rasa benci yang menyebar di media sosial dan kekerasan terhadap kita,” jelas Russel Jeung, co-founder dari gerakan Stop AAPI (Asian American Pacific Islander) Hate dan professor bidang penelitian Asia Amerika di San Francisco State University.
“Hal ini memberikan izin buat orang-orang untuk menyerang kita. Rangkaian serangan yang terjadi pada warga lansia Asia jadi bagian bagaimana sebuah retorika bisa berdampak pada populasi luas,” lanjutnya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden bahkan harus menandatangani perintah eksekutif untuk mengakhiri diskriminasi anti-Asia, tak lama setelah ia menempati kantor presiden pada bulan Januari lalu.
Baca juga: Cuti Bersama 2021 Dipangkas dari 7 Hari Jadi 2 Hari, Begini Jadwalnya
Brands hingga public figure ikut angkat suara soal #StopAsianHate
Dalam rangka memperluas kewaspadaan publik terkait isu ini, sejumlah sosok terkenal dan merk besar pun angkat suara lewat media sosial.
“Untuk komunitas Asia kami, kami menghormati kalian dan kami bersama kalian,” tulis Nike dalam pernyataannya di media sosial.
Sementara itu, Converse menyebut bahwa “kebencian terhadap salah satu dari kita adalah kebencian terhadap kita semua. Kami berdiri dalam solidaritas bersama komunitas dan rekan tim Asia kami. #StopAsianHate”
Hate towards one of us is hate towards all of us.
We stand in solidarity with our Asian community and teammates. #StopAsianHate pic.twitter.com/GbvFNzBrC0
— Converse (@Converse) February 19, 2021
-
Akun Instagram Ini Tujukan Bahwa Kakek dan Nenek Tetap Bisa Lebih Keren dari Lo
-
Banjir Jakarta: Warga Disarankan untuk Menggugat Pemprov DKI Jakarta Karena Antisipasi Buruk
-
SPRITE Ganti Kemasan Hijau Jadi Jernih, Ternyata Ini Alasannya!
- Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun Penjara Atas Kasus Kejahatan Seksual