Demi memenuhi kebutuhan mie instan, Indonesia impor gandum dalam jumlah tinggi!
Mie instan memang jadi salah satu makanan favorit sejuta umat di Indonesia.
Namun siapa sangka? Saking sukanya, Indonesia sampai harus impor gandum dalam jumlah tinggi.
Hal ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Baca juga: Joker Mencalonkan Diri Jadi Gubernur di Jepang
Impor tinggi gandum karena suka mie instan
Kepala BPS Suhariyanto menyebut, tingginya impor gandum dikarenakan kegemaran orang Indonesia akan makanan mie instan.
“Mengenai impor pangan bisa dilihat bahwa diversifikasi kita perlu ‘diluruskan’ karena ketergantungan kita pada gandum terutama mi instan sangat tinggi,” ucapnya dalam rapat bersama Badan Legislasi (Baleg) DPR, Selasa (16/3).
Berdasarkan data BPS, impor gandum di 2020 mencapai 10,2 juta ton dengan nilai US$ 2,6 miliar.Per Februari lalu, impor gandum di tahun 2021 sudah mencapai impor gandum di 2020 mencapai 10,2 juta ton dengan nilai US$ 2,6 miliar.
Bukan cuma mie instan, Indonesia juga mengimpor komoditas lain dengan jumlah yang tak kalah tinggi.
Misalnya impor kedelai yang mencapai nilai USD1,1 miliar, garam dengan USD94 juta, serta jagung dengan nilai USD172,6 juta.
Baca juga: Jakarta Jadi Salah Satu Kota dengan Kopi Termahal di Dunia, Setuju?
Kepopuleran mie Indonesia di negara-negara lain
Indomie jadi bukti kenikatan mie instan Indonesia. Pasalnya makanan tersebut punya reputasi baik di sejumlah negara tetangga.
Sebagai contoh, Thomas Partey, pemain Arsenal yang menempati posisi gelandang terang-terangan mengaku suka dengan makanan tersebut. Saking sukanya, juga sempat berguyon akan menuntut Indomie karena membuat dirinya menghabiskan semua uangnya demi Indomie.
Ia juga sempat berkelakar ingin menjadi ambassador makanan tersebut.
“Ya Tuhan, rasanya benar-benar enak. Indomie menghabiskan uang semua orang di Ghana,” ucap mantan pemain Atletico Madrid itu.
“Siapa yang membawa Indomie. Mungkin saya bisa jadi duta Indomie, sehingga saya mendapatkannya dengan gratis.”
Di negara Ghana, Indomie jadi salah satu penyebab kehamilan remaja. Hal ini terjadi karena adanya praktek prostitusi yang menggunakan Indomie sebagai alat transaksinya.
Sementara itu, Indomie dijuyal dengan bertabut emas di Dubai. Harganya bahkan menembus harga Rp585.000!