Miss Universe 2020 dari Singapore dan Myanmar bawa pesan politik lewat kostum nasional
Ajang kecantikan dunia Miss Universe 2020 akhirnya terselenggara tahun ini. Beberapa kontestan juga menjadikan ajang ini menjadi tempat untuk menyampaikan pesan.
Seperti yang Miss Universe dari Singapore dan Myanmar, mereka memberikan pesan menohok lewat kostum nasional yang mereka kenakan.
Apalagi bagi Thuzar, Miss Myanmar, ajang ini merupakan salah satu langkah perjuangan yang ia lakukan bagi negaranya yang lagi mengalami kerusuhan.
Pray for Myanmar
Thuzar Wint Lwin kehilangan kopernya dalam perjalanan ke Florida, Amerika Serikat pada awal Mei lalu. Koper itu gak kunjung ia temukan bahkan ketika kontestan lain lagi sibuk berlatih.
Hal ini membuat ia akhirnya harus mengenakan kostum yang penyelenggara sediakan dan meminjam baju milik kontestan lain.
Pasalnya koper ini berisi pakaian yang bakal ia kenakan pada ajang Miss Universe 2020, termasuk kostum nasional. Thuzar pun gagal memperkenalkan kebudayaan dari negaranya.
Berkat bantuan dari warga Myanmar yang tinggal di Amerika Serikat, Thuzar dapat tampil menawan menggunakan kostum representasi etnis chi. Ia berjalan di atas panggung sambil membawa tulisan putih, “Pray for Myanmar”.
Baca juga: Paus Fransiskus: Hentikan Agresi Israel
Stop Asian Hate dari Miss singapore
Bernadette Belle Wu Ong berjalan menggunakan bodysuit merah, cuissardes, dan gaun merah putih. Gaun tersebut merupakan representasi dari bendera nasional singapura buatan desainer Arwin Meriales.
Menurut Meriales, ia hanya memiliki waktu dua hari untuk mendesain karya tersebut. Elemen paling kuat terdapat pada bagian belakangnya, lukisan tangan dengan warna merah putih oleh seniman Paulo Espinosa.
“Stop Asian Hate” tulis Paulo pada bagian belakang kostum nasional Miss Singapore.
Lewat tulisan ini, mereka ingin menyampaikan pesan perlawanan yang kuat terhadap prasangka dan kekerasan. Selain itu, kostumnya juga melambangkan persatuan, harmoni sosial pada negara multi ras, multi budaya, dan antar agama.