Time Travel memang selalu jadi topik favorit orang-orang pecinta teori konspirasi. Kali ini, mungkinkah ada bukti perjalanan melintasi waktu yang terabadikan dalam sebuah lukisan dari tahun 1670-an?

Perempuan itu kelihatan menggenggam iPhone, bukti time travel?

Spongebob Time Machine
via tumblr

Lukisan karya seniman asal Belanda Pieter de Hooch itu berisi gambar dua orang perempuan dan satu anak kecil. Salah satu dari perempuan itu terlihat seperti sedang memegang HP.

Dalam sebuah posting-an di Twitter, mengutip dari Ladbible, seorang pecinta teori konspirasi menulis:

Penemuan misterius iPhone dalam lukisan tahun 1670 karya seniman Belanda Pieter de Hooch.” tulisnya.

Orang lain pun meresponnya dan bertanya-tanya, kenapa bisa ada iPhone dalam lukisan berumur 350 tahun itu.

Bahkan, bos Apple Tim Cook pun ikut terjun ke obrolan dan bilang “Aku selalu kira aku tahu kapan iPhone ditemukan. Tapi sekarang, aku gak yakin lagi.” katanya.

Ternyata oh ternyata…

Penampakan Ponsel Genggam di Lukisan Berusia 350 Tahun, Bukti Time Travel?
Credit: Public Domain

Ya, jangan senang dulu sama berita ini. Karena ternyata, kalau kita baca lagi judul dari lukisan itu, tertulis gamblang:

Man Handing a Letter to a Woman in the Entrance Hall of a House

Jelas dong, kalau sosok perempuan itu sebenarnya sedang memegang secarik surat. Jadi, ini bukanlah bukti time traveller yang menyelundupkan HP ke 350 tahun lalu.

Kabar ini bukan pertama kalinya orang ‘menggoreng’ adanya ‘bukti’ time travel dari sebuah lukisan ke dunia maya.

Penampakan Ponsel Genggam di Lukisan Berusia 350 Tahun, Bukti Time Travel?
“The Expected Woman” by Ferdinand Georg Waldmüller (Credit: Public Domain)

2017 lalu, lukisan “The Expected Woman” (1860) oleh seniman Austria Ferdinand Georg Waldmüller juga bikin heboh. Pasalnya, perempuan dalam lukisan itu terlihat seperti sedang berjalan sambil melihat HP-nya.

Padahal, itu cuma sebuah buku doa. Layaknya orang-orang zaman sekarang yang terus menggenggam HP-nya, pada zaman itu sangat lazim untuk menemukan orang yang selalu membawa buku tersebut ke mana-mana.

Kebayang kan gimana perubahan teknologi bisa ngubah cara orang mengiterpretasikan sebuah karya seni?

Baca juga: