Bokep myth debunked!
Hampir 60 persen populasi bumi (sekitar 4,66 miliar orang) mengakses internet tiap hari; banyak yang orang menggunakan akses tersebut untuk interaksi sosial dan informasi, namun tak sedikit pula yang menggunakan internet buat nyari bokep.
Topik tersebut memang cukup tabu di Indonesia. Pasalnya Indonesia sudah melarang akses dan peredaran pornografi sejak tahun 2008.
Alhasil, banyak spekluasi dan mitos seputar perbokepan yang publik belom tau. Berikut beberapa di antaranya!
“Bokep bikin kecanduan”
Salah
Kecanduan bokep dinilai sebagai mitos dari perspektif sains.
Hal ini pada penjelasan American Psychological Association (APA).
Meski menonton pornografi bisa mengaktifkan sirkuit kenikmatan pada otak, efeknya berbeda dengan kecanduan lain layaknya kecanduan narkoba.
Pasalnya kecanduan narkoba tidak hanya mengaktifkan sirkuit kenikmatan pada otak, namun juga bisa mengubah kimiawi pada otak. Hal ini bikin otak pelakunya nggak lagi bisa melepaskan kandungan kimia pada otak yang bikin bahagia seperti dopamine tanpa bantuan obat yang bikin kecanduan tersebut.
Sementara itu, “kecanduan pornografi” lebih tepat disebut sebagai perilaku kebiasaan, kompulsif dan obsesif.
“Situs porno adalah salah satu destinasi online paling populer di dunia”
Fakta
Percaya atau nggak, ada dua situs porno yang masuk dalam daftar 10 situs paling banyak dikunjungi di dunia.
Mengacu pada penelitian yang diterbitkan di laman Visual Capitalist, situs xvideos dan pornhub menempati posisi kesembilan dan kesepuluh. Kedua situs tersebut punya visitor sebanyak 3,4 miliar dan 3,3 miliar tiap bulan!
“Negara dengan akses porno punya tingkat kekerasan seksual lebih rendah”
Fakta
Data menyebut bahwa kekerasan seksual di negara dengan akses porno lebih rendah daripada yang nggak dapet akses.
Salah satu contohnya bahkan sudah ada sejak tahun 1948 di Eropa Timur.
Ketika itu, Ceko sempat melarang peredaran porno dengan ancaman hukum penjara, sebelum akhirnya melegalkan akses tersebut. Hasilnya angka kekerasan seksual menurun, dari 800 kasus per tahun menjadi 500 per tahun.
Hal serupa juga terjadi di sejumlah negara lain seperti Denmark, Jepang, Cina dan Hong Kong.
“Bokep picu objektifikasi”
Salah
Objektifikasi fokus pada bagian tubuh tertentu dan menjadikannya sebagai objek gratifikasi tanpa mempedulikan sang pemilik tubuh secara keseluruhan. Dan faktanya, semua orang melakukan hal tersebut, meski nggak nonton bokep.
Meski begitu, perlu dipahami pula bahwa ketika laki-laki melakukan objektifikasi, perilaku tersebut cenderung dianggap sebagai hal yang mengancam mengingat kekerasan seksual laki-laki terhadap perempuan cenderung lebih tinggi.
“Banyak orang mengakses bokep di tempat kerja”
Fakta
Berdasarkan data dari situs Bedbible, sebanyak 20% pria dan 13% wanita mengakui mengakses porno ketika kerja.
Di sejumlah tempat, aksi ini pun bisa ditindak tegas. Tidak sedikit perusahaan dan instansi yang memberlakukan sanksi tegas buat pegawai yang kedapatan melakukan hal tersebut!
What are yout thoughts? Let us know!