Perubahan jam kantor biar nggak macet
Perubahan jam kantor digadang-gadang jadi solusi untuk kemacetan Jakarta yang kian kronis. Gagasan tersebut dilontarkan oleh Polda Metro Jaya.
Perlu diketahui pula, Polda Metro Jakata mencatat bahwa angka kemacetan Jakarta di pagi hari mencapai 54%, dimana diperkirakan kemacetan jalan, tidak hanya Jakarta, telah menimbun kerugian negara sekitar Rp71 triliun tiap tahun.
Menanggapi hal tersebut, perubahan jam kerja pun digadang-gadang jadi solusi?
Baca juga: Mie Instan Harganya Naik 3 Kali Lipat, Apa Kabar Anak Kos?
Perubahan jam kerja: solusi?
Perlu diketahui, saat ini sekitar 55% populasi dunia tinggal di daerah perkotaan. Angka tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 68% pada tahun 2050. Tak heran, saat ini kapasitas jalan raya pun diupayakan semaksimal mungkin. Namun tak dapat dimungkiri pula bahwa usaha tersebut (mungkin) bukan solusi jangka panjang.
Ketika pandemi muncul selama beberapa tahun lalu, cara kerja tak di kantor pun mencuat dan jadi opsi untuk menyiasati macet. Pasalnya, para pegawai kantoran terbukti tetap bisa produktif meski bekerja dari rumah atau tempat lain.
Konsep kerja flexibel seperti ini tentu bukan hal yang baru. Vecos, situs Belanda yang fokus untuk memaksimalkan potensi ruang kerja menuturkan bahwa konsep kerja tak yang satu ini diyakini sebagai potensi yang belum dikembangkan.
“Nampaknya ada banyak potensi yang belum dimanfaatkan dari strategi sistem kerja yang fleksibel, untuk pegawai dan pemilik perusahaan strategi ini bisa dimanfaatkan untuk mengurangi kemacetan,” sebagaimana yang situs tersebut tulis.
“Penerapan sistem kerja yang fleksibel ini mungkin akan mengurai kemacetan dan menyebarkan alur lalu lintas.”
Nggak cuma itu, Vecos juga berdalih bahwa pembagian jam kerja juga bisa memaksimalkan work-life balance.
Baca juga: Jepang Ciptakan Baju Khusus yang Didesain Khusus untuk Penggemar Ramen
Tantangan dan pendapat pengamat
Meski begitu, tak bisa dimungkiri pula bahwa rencana perubahan jam kerja masih dilingkupi tantangan.
Salah satunya adalah masalah dukungan transportasi yang belum memadai. Jika rencana ini betulan dijalankan, maka pemerintah harus menambah armada transportasi umum di jam malam.
Hal ini pun dibenarkan oleh pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Ia berdalih, usulan ini akan sulit diterapkan.
Alih-alih mengubah jam kerja, ia mengusulkan penguatan transportasi publik.
“Untuk mengurai kemacetan ya kendaraan umum harus efektif, lancar dan konektivitas yang tinggi,” ujarnya, dikutip dari medcom.
Your thoughts? Let us know!