Alat pengendali cuaca ini digadang-gadang bisa mencakup luas wilayah hingga 5,5 juta kilometer persegi
Alat pengendali cuaca tengah dikembangkan di Cina. Alat tersebut kabarnya akan mencakup area dengan luas lebih dari 5,5 juta kilometer persegi.
Nantinya teknologi tersebut akan dimanfaatkan untuk melindungi area pertanian dan memastikan acara penting di negara tersebut berlangsung dengan cuaca cerah.
Baca juga: Daftar Isi 2020 Dibuat, Hampir Semua Orang Melupakan Kopi Dalgona
Alat pengencali cuaca diperkirakan akan rampung tahun 2025
Sistem pengendali tersebut digadang-gadang akan bisa digunakan pada tahun 2025.
“Manfaat modifikasi cuaca, termasuk potensi menstabilkan cuaca untuk keperluan pertanian, perlindungan ekologis, dan bahkan upaya tanggap darurat seperti kebakaran hutan,” mengutip studi di BGR.
Dilansir dari CNN, Sistem tersebut bekerja dengan menyuntikkan jumlah kecil perak iodida ke awan yang mengandung banyak kelembaban. Hal ini akan menbentuk partikel yang jatuh sebagai hutan.
Ini bukan kali pertama Cina mengembangkan teknologi tersebut. Pada tahun 2012-2017 Cina juga sempat mengembangkan sisem modifikasi cuaca dan menghabiskan USD1,34 miliar dolar untuk investasi alat tersebut.
Baca juga: Parodi Indonesia Raya Ternyata Dibuat WNI, Dua Tersangka Diamankan Polisi
Sebelumnya ciptakan “matahari”
Sebelumnya, negara tirai bambu tersebut juga sempat membuat “matahari” sendiri.
Pencapaian itu diraih lewat penelitian reaktor fusi nuklir. Alat yang dinamai HL-2M Tokamak itu pun mampu meniru reaksi alam yang terjadi di bawah sinar matahari.
HL-2M Tokamak bisa mencapai suhu lebih dari 150 derajat Celcius. Artinya, reaktor HL-2M Tokamak bisa dibilang 10 kali lebih panas dari inti matahari sesungguhnya.
Dengan demikian, alat itu digadang-gadang mampu memberikan daya bagi seluruh dunia layaknya matahari abadi.