‘Penyalin Cahaya‘ berhasil mendapat penghargaan tertinggi Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021. Film itu berhasil menyandang penghargaan sebagai ‘Film Cerita Panjang Terbaik’.
Bukan cuma itu, film besutan sutradara Wregas Bhanuteja itu ternyata berhasil memborong total 12 Piala Citra. Penghargaan ini datang dari berbagai aspek film tersebut.
Nggak kaget, mengingat film yang juga berjudul ‘Photocopier‘ itu bahkan debut di Busan International Film Festival!
12 Piala yang ‘Penyalin Cahaya‘ borong di FFI 2021
Perhelatan Festival Film Indonesia 2021 berhasil terhelat di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, tepat pada Hari Pahlawan kemarin malam.
Sajian drama ‘Penyalin Cahaya‘ yang mengangkat isu kekerasan seksual dan kesetaraan pun berhasil merajai 12 dari 17 nominasi yang mereka terima.
Di antaranya, ada Film Cerita Panjang, Sutradara, Pemeran Utama Pria, Pemeran Pendukung Pria, Penata Musik, Penata Suata, Penata Busana, Pengarah Sinematografi, Pengarah Artistik, Penulis Skenario Asli, Penyunting Gambar, dan Pencipta Lagu.
Dalam penghargaan tertinggi ‘Film Cerita Panjang Terbaik,’ mereka berhasil mengalahkan ‘Ali & Ratu-Ratu Queens‘, ‘Bidadari Mencari Sayap‘, ‘Cinta Bete‘, ‘Paranoia‘, ‘Preman‘, dan ‘Yuni‘.
Wregas: Yang utama adalah pesan film ini
Melansir CNN, awalnya sutradara Wregas Bhanuteja mendedikasikan film ini sebagai media untuk menyuarakan isu kekerasan seksual. Pasalnya, selama ini isu semacam itu jadi sesuatu yang ditutup-tutupi di Indonesia.
Ia memandang film sebagai media komunikasi paling efisien untuk menyampaikan kegelisahan, termasuk isu kekerasan seksual.
“Film ini tidak akan berhenti di sini. Yang utama adalah pesan dari film ini untuk sama-sama melawan kekerasan seksual, di mana pun. Dan kita harus berpihak pada penyintas.” kata sutradara kelahiran 1992 itu.
‘Penyalin Cahaya‘ bercerita tentang Sur (Shenina Cinnamon) yang kehilangan beasiswanya setelah fotonya saat mabuk tersebar tanpa persetujuannya. Kemudian, ia pun berusaha mencari keadilan dan mengungkap kebenaran.
“Banyak sekali penyintas yang tidak mendapat keadilan, banyak penyintas yang memendam kisahnya karena lingkungan yang tidak support, seperti keluarga.” lanjutnya.
—
Baca juga: