Gubernur DKI Anies Baswedan bilang sudah nggak ada lagi macet gara-gara angkot ngetem di Jakarta. Ia pun pamer hasil penataan sistem transportasi umum di ibu kota yang sudah berjalan.
Pasalnya, saat ini transport umum di DKI terintegrasi dengan baik ke dalam satu sistem.
Transportasi yang belum terintegrasi, salah satu penyebab macet
‘Macet’ adalah salah satu kata yang sampai sekarang nggak bisa kita pisahkan dari Jakarta.
Selain banyaknya kendaraan yang bagaikan ‘kacang goreng’ di mana-mana, salah satu yang jadi ‘biang kerok’ kemacetan adalah transportasi umum yang belum terintegrasi baik.
Hal ini pun pernah Anies sampaikan beberapa waktu lalu, mengutip Berita Satu.
Jenis transportasi umum di Jakarta cukup banyak, mulai dari kereta api, MRT, LRT, Transjakarta, angkot, hingga bus. Selama ini, mereka semua berjalan masing-masing tanpa ada satu sistem yang mengatur.
Naik transportasi umum di Jakarta sekarang lebih praktis
Anies menjelaskan bagaimana transportasi umum di Jakarta, termasuk angkot sudah terintegrasi dalam mekanisme pasar. Bahkan, sudah ada lebih dari 26 organisasi transportasi.
“Sekarang dengan satu kartu, bahkan kita sekarang menggunakan aplikasi, naik kendaraan umum dari satu tempat ke tempat lain, pindah tanpa bayar tambahan, selama tiga jam. Benar-benar terintegrasi.” ujarnya, mengutip Detik (7/10).
Dan ia pun menegaskan, ini sama sekali bukan menghapus pelaku pasar.
Baca juga: Prediksi Jakarta Tenggelam Tahun 2050, Kota Laut Jadi Solusi?
Tuntaskan masalah angkot ngetem di Jakarta, bayar per kilometer
Anies menyebut di Jakarta tak ada lagi macet gara-gara angkutan kota ngetem. Hal ini karena pihak-pihak angkot itu pemerintah bayar per kilometer, jadi bukan dari penumpang langsung.
“Jadi sekarang udah nggak ada macet. Kenapa? karena angkotnya nggak ngetem. Bayarannya bukan per penumpang, tapi per kilometer.” ujarnya.
—
Baca juga: