Netizen Indonesia baru saja dinobatkan sebagai yang “Paling Tidak Sopan” se- Asia Tenggara. Predikat ini didapat dari hasil survei Digital Civility Index 2020 yang dirilis oleh Microsoft.
Tak perlu waktu lama, hampir seluruh akun media sosial perusahaan yang didirikan Bill Gates ini diserbu oleh orang Indonesia. Tapi, apakah sebenarnya mereka benar-benar tidak sopan?
Netizen Indonesia
Sebutan ‘netizen‘ di Indonesia sendiri muncul sejak media sosial seperti Instagram dan Twitter hadir di tengah-tengah kita. Setiap tempat yang memungkinkan mereka untuk berbicara, tampak dimanfaatkan secara maksimal.
Kolom komentar seolah menjadi tempat terbaik untuk mereka berkumpul. Segala hal yang tidak bisa mereka ucapkan secara langsung, dilontarkan dalam kolom komentar tersebut.
Baca juga:
Bisa dibilang, momen kontroversial menjadi sasaran empuk netizen Indonesia untuk melontarkan komentar terbaiknya. Cacian dan sindiran pun tak jarang ditemukan, tidak peduli siapa orangnya dan apa jabatannya.
Seberapa berpengaruhnya orang yang mereka komentari di media sosial juga seakan tidak mereka pedulikan. Tampak membuang-buang energi, tingkah mereka malah terlihat menjadi hobi.
Faktor yang Bikin Netizen Indonesia Tidak Sopan
“Jika hasilnya demikian, saya berasumsi ada tiga faktor yang mempengaruhi,” kata Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani dikutip dari Kompas.
Tak bisa dipungkiri, penggunaan media sosial semakin meningkat di tengah pandemi ini. Apalagi dengar berita-berita terkait Covid-19 yang tidak lepas dari mata dan telinga kita, membuat situasi semakin simpangsiur.
Menurut hasil survei Digital Civility Index 2020 oleh Microsoft, ketidaksopanan netizen Indonesia dipengaruhi oleh hoaks dan penipuan, ujaran kebencian, dan diskriminasi. Kemunduran tingkat kesopanan ini didorong oleh pengguna medsos usia dewasa
Adapun faktor yang mempengaruhi hasil survei tersebut menurut Endang:
Ketidakpastian
Situasi pandemi Covid-19 emang tidak ada yang tahu pasti kapan akan usai. Semakin hari, konsumsi informasi semakin membanjiri pikiran dan hati.
Banyak orang yang semakin gencar mencari informasi. Mereka juga akan jadi percaya pada apa yang diyakini.
Frustasi
Ujaran kebencian yang sering tertangkap layar di media sosial rupanya merupakan buah dari rasa frustasi akibat pandemi berkepanjangan.
Selain jadi bentuk luapan emosi mereka saat ini, setiap ujaran kebencian yang terlontar mereka lakukan untuk melampiaskan rasa frustasi itu sendiri.
“Galak di Medsos, Sopan Saat Bertemu”
Oke boleh dibilang netizen Indonesia emang gak sopan di media sosial. Tapi kalau udah ketemu langsung, bisa jadi hasil survei itu akan diputar 180 derajat karena keramahan orang Indonesia.
Survei dari Rough Guides menyatakan ada beberapa negara yang penduduk lokalnya sangat ramah kepada turis. Indonesia pun berada di posisi ke-enam negara yang paling ramah.
Makanya kalau diamati, citra netizen Indonesia “paling tidak sopan” tidak seluruhnya menyelimuti warga bangsa ini. Keramahan selalu keluar dari mulut para turis yang berkunjung ke Indonesia.
Gak usah turis, kita sendiri aja kalau lagi di daerah yang belum pernah dikunjungi, bertanya pada orang yang tidak dikenal pun akan mereka jawab.
Tapi, sikap ramah di dunia nyata seakan hanya menjadi topeng kalau di media sosial kalian menjadi orang yang berbeda. Boleh bilang mendapat kesenangan pribadi saat melontarkan komentar ke media sosial. Tapi alangkah lebih baik simpan energi untuk memikirkan hal-hal yang lebih berguna buat kehidupan Lo.
_
Intinya, jadilah netizen yang bijak dalam menggunakan sosial media. Jangan buang energi buat hal-hal yang tidak penting.