Melihat kondisi Jakarta akhir-akhir ini, kegiatan Sunday Morning Ride atau Sunmori tampak sepi. Pemandangan hari Minggu pagi menjadi berbeda ketika tidak adanya pengendara motor yang berkumpul untuk sekedar riding dalam kota.
Rupanya, ini merupakan imbas dari pernyataan pihak kepolisian yang dianggap sebagai perilaku berkendara resiko tinggi. Lantas apakah kegiatan ini akan punah?
Sunmori Lebih dari Hanya Berkendara
Pecinta motor mungkin sudah tidak asing lagi dengan kegiatan ini. Sunmori adalah momen tepat untuk menikmati kendaraan roda dua mereka masing-masing di tengah hari Minggu yang biasanya terbilang sepi.
Seharusnya, kegiatan ini bisa dilakukan dengan menyenangkan. Berkendara dengan santai bersama teman-teman rasanya bisa menjadi esensi dari kegiatan Sunmori itu sendiri.
Namun pada kenyataannya, tak sedikit oknum yang menggunakan kegiatan ini untuk ajang kebut-kebutan atau cornering layaknya sedang di sirkuit. Padahal, yang namanya kebut-kebutan di jalan raya itu tidak enak – selain karna ramai, tekstur aspal jalan raya juga tidak mendukung akan hal itu.
Gaya berkendara seperti ini yang kemudian dianggap pihak kepolisian sangat membahayakan, tidak hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga pengendara lain. Penggunaan knalpot bising pun sempat menjadi perdebatan.
Baca juga:
-
Kuku Terpanjang di Dunia Akhirnya Dipotong, Begini Penampakannya!
-
Internet di Indonesia Lambat, Bahkan Lebih Dari Biasanya! Apa Penyebabnya?
Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran sendiri sebenarnya tidak melarang warga untuk berkendara di pagi atau malam hari (night ride) di Jakarta. Namun jika kemudian kegiatan ini berisiko menimbulkan kecelakaan, maka perlu ada penindakan.
“Lakukan edukasi, sosialisasi agar perilaku ini tidak dinodai dengan perilaku-perilaku berkendara yang penuh dengan risiko. Silakan menikmati indahnya Jakarta di malam hari, tapi tentunya dengan perilaku berkendara yang sopan dan tidak melanggar,” kata Irjen Fadil Imran.
Padahal, Sunmori itu lebih dari hanya sekedar berkendara. Kegiatan ini justru menjadi momen tepat untuk sesama pengendara saling bersilaturahmi, berbagi cerita, dan menikmati waktu Minggu pagi bersama-sama dengan menyenangkan.
Alhasil pihak yang ingin menggunakan momentum Sunmori untuk bersilaturahmi turut mendapat dampak dari oknum tersebut. Seakan oknum ini menjadi penghalang pengendara lain yang ingin berkendara dengan cara yang lebih aman dan nyaman.
Sunmori Hanya Satu dari Sekian Pilihan Berkendara
Nyatanya, Sunmori hanyalah salah satu opsi dari sekian kegiatan bermotor lain yang menyenangkan. Mereka bisa touring antar kota atau mungkin trabas bagi pecinta motor trail.
Kalau pun mau kebut-kebutan, kita punya sirkuit Sentul yang memang sudah dipersiapkan untuk hal itu. Di sana menjadi arena yang lebih aman untuk mereka yang ingin mencicipi kecepatan motornya dibanding malah kebut-kebutan di jalan.
Seorang content creator yang fokus pada dunia permotoran, Den Dimas juga turut membagikan pendapatnya tentang kondisi Sunmori sekarang. Baginya, esensi sebenarnya ya menikmati jalanan Ibu Kota, ketawa-ketawa bersama teman-teman, atau justru hanya sekedar mencari sarapan bersama.
Sejatinya kalau kegiatan ini terus menerus dikaitkan dengan kebut-kebutan dan cornering di jalan raya, rasanya habit ini tidak akan bertahan lama. Karena dalam jangka waktu lama atau dekat, pasti akan ada kebijakan yang mengatur kegiatan ini.
_
Jadi, apakah menurut Lo Sunmori akan punah?