Indonesia, AS, dan sebuah NGO teken perjanjian debt-for-nature-swap

Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan sebuah lembaga swadaya masyarakat (NGO) meneken kesepakatan pengalihan utang untuk perlindungan alam.

Hal tersebut disampaikan dalam keterangan tertulis di laman resmi Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia yang diakses USS Feed pada 12 Juli 2024.

Utang Indonesia senilai Rp565 M ditukar dengan konservasi terumbu karang

Kesepakatan pengalihan utang untuk perlindungan alam (debt-for-nature-swap) merupakan penghapusan utang berupa uang yang ditukar dengan proyek konservasi terumbu karang.

Perjanjian yang ditandatangani pada Rabu, 3 Juli 2024 tersebut mengalihkan utang senilai 35 juta dolar AS (setara dengan Rp565 miliar) menjadi investasi penting bagi ekosistem laut berupa konservasi terumbu karang.

Jadi gimana sih maksudnya?

Dalam perjanjian tersebut berarti utang Indonesia kepada AS yang bernilai Rp565 miliar, dananya dialokasikan untuk dikembalikan ke Indonesia.

Caranya adalah dengan melakukan konservasi terumbu karang untuk melindungi ekosistem alam.

“Dengan menghapus utang dan mengalokasikan dananya kembali ke Indonesia, melalui program pengalihan utang untuk perlindungan alam, kami melakukan langkah konkret untuk melindungi terumbu karang Indonesia yang sangat berharga dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan,” kata Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Michael Kleine seperti yang dikutip dari laman resmi Kedutaan Besar dan Konsulat AS di Indonesia, Jumat, 12 Juli 2024.

Perjanjian yang mengacu pada UU Konservasi Hujan Tropis dan Terumbu Karang

Ini merupakan kesepakatan keempat Indonesia bersama AS yang mengacu pada Undang-Undang Konservasi Hutan Tropis, yang kembali disahkan pada 2019 lalu.

Saat disahkan kembali pada 2019, UU tersebut berubah menjadi Undang-Undang Konservasi Hutan Tropis dan Terumbu Karang (Tropical Forest and Coral Reef Conservation Act /TFCCA).

Meskipun sudah memasuki perjanjian keempat antara Indonesia dengan AS berdasarkan UU tersebut, namun ini pertama kalinya memfokuskan pada ekosistem terumbu karang.


Let uss know your thoughts!