Keputusan Mahkamah Agung AS mengundang protes

Belakangan ini, isu aborsi ramai dibicarakan semenjak Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan untuk membatalkan aturan yang melegalkan hal tersebut.

Dalam keputusan 6-3 yang mendapat sebagain besar dukungannya dari kalangan konservatif, Mahkamah Agung menegakkan undang-undang Mississipi yang melarang aborsi setelah 15 minggu. Putusan ini pun didukung oleh Partai Republik.

Alhasil, keputusan itu mengundang protes dari masyarakat dan banyak pihak lainnya. Bukan cuma masyarakat sipil, para perusahaan teknologi pun angkat suara mengenai hal ini.

AS Larang Aborsi, Microsoft Sampai Google Bersedia Biayai Para Pegawainya
via Tenor

Microsoft sampai Google siap biayai aborsi pegawainya

Menanggapi hal ini, beberapa perusahaan teknologi memastikan bakal membiayai kalau karyawannya ingin melakukan aborsi, bahkan kalau harus sampai ke negara bagian lainnya.

Microsoft pun membuat pernyataan terkait keputusan Mahkamah Agung.

Microsoft akan terus melakukan segala hal yang kami bisa di bawah hukum untuk mendukung karyawan kami mengakses perawatan kesehatan penting,” kata perusahaan tersebut, melansir TechCrunch.

Selain itu, juru bicara Meta Andy Stone menyatakan hal serupa.

Kami berniat untuk menawarkan penggantian biaya perjalanan, sampai batas yang diizinkan hukum, untuk karyawan yang memerlukan perawatan kesehatan dan layanan reproduksi di luar negara bagian,” ujarnya.

AS Larang Aborsi, Microsoft Sampai Google Bersedia Biayai Para Pegawainya
via Tenor

Perusahaan tanggung biaya keluar negara bagian

Perusahaan-perusahaan ini bahkan mengizinkan karyawannya yang ingin aborsi untuk pindah ke negara bagian lainnya.

Google pun mengizinkan karyawannya untuk relokasi negara bagian tanpa harus memberi penjelasan tentang alasannya.

Ini adalah perubahan yang besar yang berimbas secara mendalam bagi sebagian besar dari kita, terutama perempuan. Karyawan Google bisa mendaftar untuk relokasi tanpa justifikasi,” kata Chief People Officer Google, Fiona Cicconi.

Sementara itu, raksasa teknologi lainnya, seperti Apple dan Netfix menyatakan hal serupa.

What are your thoughts? Let us know!

(Image: via The Guardian)