Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin pekat dan menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, sehingga jarak pandangan turun drastis.
Dilansir dari CNN Indonesia, Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami mengatakan bahwa jarak pandang di Pekanbaru turun ke 800 meter pada Selasa 10 September.
“Jarak pandang di Pekanbaru sempat turun ke 800 meter pada pukul 08.00 WIB,” kata Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami.
Menurut Sanya, pekatnya kabut asap itu berasal dari sisa karhutla di bagian Selatan Kota Pekanbaru yang terbawa oleh angin. Sedangkan, di Pekanbaru hembusan angin cenderung pelan sehingga banyak partikel asap yang masih tertahan di udara.
Asap yang menyelimuti di area Riau ini tergolong cukup parah dan berbahaya untuk kesehatan, seperti yang terjadi di SD Negeri 153 Kecamatan Sukajadi. Dimana banyak siswa yang terserang dengan infeksi saluran pernafasan aku atau ISPA, sekitar 20 anak memenuhi ruang UKS karena terserang ISPA.
“Ruang UKS kita sampai penuh. Ada sekitar 20 anak. Itu merata dari kelas tinggi sampai rendah,” kata Roza
Berbahayanya karhutla ini membuat para warga di area Pekanbaru harus memakai masker untuk melindungi paru-paru dari penyakit ISPA. Satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru juga turut membantu membagikan masker tiap harinya agar masyarakat Pekanbaru tak terkena dampak dari kabut asap.
Pemprov Riau Liburkan Sekolah dan Melaksanakan Salat Minta Hujan
Tebalnya asap karhutla membuat Pemprov Riau dan Pemkot Pekanbaru meliburkan kegiatan belajar mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Hal ini guna untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA yang sempat menyerang SD Negeri 153.
Pemprov Riau masih belum memberikan solusi untuk menangani asap karhutla tersebut. Dilansir dari Merdeka, Edi Natar Nasution, selaku Wakil Gubernur Riau melaksanakan salat sunah Istisqah di halaman Kantor Gubernur Riau, untuk meminta agar hujan turun esok hari.
Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution mengatakan, salat Istisqa bertujuan meminta hujan kepada Tuhan.
“Insya Allah, salat istisqa akan kita laksanakan Rabu besok. Kita harus mensinergikan antara doa dan usaha fisik dalam penanggulangan kebakaran lahan,” ujar Edy, di Posko Karhutla, Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru.