Ngobrol campuran multibahasa ternyata punya kelebihan tersendiri
Gaya komunikasi dengan “bahasa Jaksel,” alias mencapurkan kata multibahasa ternyata punya dampak positif.
Hal ini bahkan terbukti secara ilmiah mampu meningkatkan prestasi akademik pelajar.
Baca juga: NASA Pamer Cabai Yang Ditanam di Luar Angkasa, Begini Hasilnya!
Manfaat “bahasa Jaksel” dalam proses belajar
Gaya ngobrol multibahasa ini tentu nggak cuma terjadi di Indonesia.
Negara Singapura yang dikenal menggunakan campuran bahasa Inggris dan Melayu punya “Singlish.” Selain itu ada pula negara Kanada yang punya “Franglais” yang merupakan campuran bahasa Inggris dan Perancis.
Banyak orang menyebut gaya komunikasi bercampur tersebut menunjukkan ketidakmampuan seseorang untuk berpikir terstruktur dan sistematis. Padahal faktanya nggak begitu.
Menurut penelitian, siswa multibahasa punya kemajuan dua sampai tiga kali lipat lebih besar, khususnya di bidang membaca dan matematika, daripada teman-teman mereka yang menggunakan satu bahasa.
Ada 3 alasan yang jadi penyebab hal ini terjadi.
Alasan pertama; keterampilan multibahasa bisa membantu siswa mengaktifkan pengetahuan awal mereka (prior knowledge). Hal ini punya dampak besar dalam proses penyerapan ilmu baru.
Alasan kedua, keterampilan multibahasa bisa membangun hubungan antara siswa dan guru. Hal ini membuat minat pelajar tetap tinggi, serta terlibat secara aktif dalam proses belajar.
Yang terakhir, keterampilan multibahasa membantu meningkatkan kondisi mental siswa. Dengan emosi positif, mereka bisa tetap fokus dan gigih dalam proses belajar.