Jangan mudik! Apalagi ke Sragen!
Menyusul peraturan pemerintah yang melarang mudik, pemerintah Sragen kini mengusung kebijakan baru untuk penekan jumlah pemudik ke kabupaten Provinsi Jawa Tengah tersebut.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta pihak desa untuk menyiapkan rumah kosong dan berhantu. Rumah tersebut nantinya akan digunakan sebagai lokasi untuk mengkarantina paksa pemudik bandel yang tidak menaati aturan karantina mandiri.
Source: JoSS.co.id
“Jika masih ada yang nekat (tidak melakukan karantina mandiri 14 hari), saya persilakan desa untuk melakukan langkah tegas. Kalau ada rumah kosong dan berhantu, masukkan situ saja,” ujarnya, Selasa (21/4/2020).
Kabar terbaru menyebutkan, sudah ada lima orang dikarantina paksa di rumah berhantu. Tiga di antaranya baru saja dijebloskan di sebuah rumah angker di kawasan Desa Sepat, sementara dua lainnya di Desa Jabung.
“Kalau masih ngeyel silakan. Sudah ada 2 desa yang lapor. Satu di (Kecamatan) Plupuh, satu di Kecamatan Masaran. Tapi saya minta untuk makanan mereka diperhatikan. Kesehatan juga dipantau terus,” tegasnya.
Source: Joglosupersemar news
Jika memang harus pulang kampung, maka pemudik waib datang ke posko Lawan COVID-19 desa dan menandatangani perjanjian untuk melaksanakan isolasi mandiri selama 14 hari.
“Bagi pemudik yang tidak bisa ditahan untuk pulang dan harus tetap pulang tidak apa-apa tetapi harus taat aturan. Kalau tidak mau ikut aturan untuk karantina mandiri ya masukin ke rumah kosong berhantu saja.”
Kini, Yuni pun terus menyiapkan lokasi baru untuk kebijakan karantina paksa tersebut. “Di Miri ada rumah yang sangat menyeramkan. Saya minta camat untuk membersihkan rumah itu untuk karantina orang-orang yang bandel. Ya, di tengah sawah Desa Jeruk,” ujarnya.
Source: Giphy