Mulainya eksperimen mata uang digital oleh Bank Sentral Jepang
Bank Sentral Jepang, atau yang juga biasa disebut Bank of Japan (BOJ) kabarnya baru aja memulai eksperimen dalam penerbitan mata uang digital mereka sendiri. Percobaan ini bertujuan untuk menguji kelayakan mata uang model baru tersebut.
Melansir Reuters, fase pertama dari eksperimen ini akan mereka lakukan sampai Maret 2022. Di sini pihak BOJ akan fokus untuk menguji kelayakan teknis, seperti penerbitan, pendistribusian, serta penukaran mata uang digital bank sentral (central bank digital currency/CBDC).
Kemudian, BOJ akan berpindah ke fase kedua dari uji coba ini yang akan meneliti lebih lanjut fungsi-fungsinya secara lebih detil. Misalnya, tentang penentuan batas jumlah CBDC yang setiap entitas boleh simpan kalau akhirnya mata uang tersebut jadi beredar.
Persiapan uang digital telah mereka lakukan sejak tahun 2020 lalu
Oktober tahun lalu, Bank Sentral Jepang sudah membuat rencana untuk mulai uji coba kelayakan tahap pertamanya tahun 2021 ini. Kabarnya, ini juga merupakan upaya mereka dalam ‘mengejar’ perkembangan yang negara tetangganya (China) sudah lakukan.
China, dalam hal ini sudah lebih dahulu dan unggul dalam upaya pembuatan CBDC. Bank Sentral China (People Bank of China/PoBC) kabatnya juga sudah melakukan program percontohan untuk mata uang digital mereka.
Makanya, BOJ kini terpacu untuk mempercepat langkah demi mengejar ketinggalannya dari negeri tembok raksasa tersebut.
Eksperimen ini merupakan langkah penting untuk membuat CBDC
Direktur Eksekutif BOJ Shinichi Uchida menyatakan bahwa bila diperlukan, bank sentral juga akan meluncurkan program contoh yang melibatkan penyedia jasa keuangan hingga pengguna jasa keuangan.
“Walaupun belum ada perubahan mengenai pendirian BOJ yang tidak berencana meluncurkan CBDC, kami percaya dengan menginisiasi eksperimen kali ini, merupakan langkah yang penting,” kata Uchida kepada komite pembuat kebijakan dan lobi bank bulan lalu.
Saat ini, banyak bank sentral di dunia yang tengah mengembangkan mata uang digital untuk memodernisasi sistem keuangannya. Ini mereka lakukan juga untuk menangkal ancaman adanya cryptocurrency dan juga mempercepat pembayaran domestik maupun internasional.
—
Baca juga: