Aplikasi PetaNetra merupakan tugas akhir Alif Mahardhika sebagai mahasiswa di Apple Developer Academy.
Adapun aplikasi ini dikembangkan bersama enam rekannya, Felicia Stevanie U, Graciela Gabrielle A, Jessi Febria, Rony Fhebrian, Roshani Ayu P dan Yafonia K. M. N Hutabarat.
Aplikasi PetaNetra ‘penuntun jalan’ bagi mereka dengan gangguan pengelihatan
Untuk diketahui PetaNetra merupakan penuntun jalan bagi orang tuna netra. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu mereka secara mandiri untuk menavigasi area publik, salah satunya stasiun MRT.
Berdasarkan keterangan, pengembangan aplikasi ini terinspirasi dari salah satu anggota tim, Graciela, di mana kedua orang tuanya kehilangan penglihatan sejak usia mudia.
Di mana navigasi merupakan salah satu kendala terbesar saat bepergian menggunakan transportasi publik seorang diri.
Berangkat dari permasalahan itu, tim PetaNetra melakukan riset. Hasilnya ternayata para tunanetra menginginkan lingkungan publik didesain agar mereka bisa melakukan sendiri.
Memanfaatkan fitur AR
Dengan riset tersebut, hadirlah PetaNetra yang memanfaatkan fitur accesibility dan AR yang ada di iPhone.
Menariknya bukan hanya itu, ada satu aplikasi tambahan bernama PetaNetra Maps editor yang membantu mereka memetakan ruangan dengan mudah.
“Misalnya pengguna menandai pintu masuk dan toilet. Aplikasi akan merekam dari pintu masuk ke toilet jalannya lewat sini, sehingga lain waktu ada tunenetra di sekitar situ, mereka tinggal buka HP-nya, buka kamera di HPnya, langsung ketahuan di sekitarnya ada pintu A, B, C, mereka tinggal pilih, aplikasi akan membantu mereka sampai ke pintu,” tutur Alif.
Saat aplikasi dibuka, PetaNetra akan langsung mendeteksi lokasi. Selanjutnya aplikasi menampilkan apa saja di sekitar pengguna.
Setelah memilih lokasi tujuan, maka akan muncul navigasi. Pengguna cukup mengarahkan ponsel ke depan, aplikasi membacakan petunjuk, mulai dari arah, peringatan keberadaan lobang, dan tap kartu saat masuk dan keluar gate.
“Kalau mengikuti guiding block tidak diberitahu secara spesifik ini titik apa, arah ke mana. Nah aplikasi ini membacakan, misalnya hati-hati di depan Anda ada tangga, ngetap kartu atau ada pemeriksaan petugas. Semua informasi ini disampaikan melalui suara,” imbuhnya.
Kendati Alif dan tim sudah lulus, mereka mengaku tidak akan berhenti mengembangkan aplikasi PetaNetra. Pasalnya mereka percaya teknologi ini akan mempermudah tunanetra.
Saat ini, PetaNetra sendiri sudah bekerjasama dengan MRT Jakarta untuk memetakan seluruh stasiun dan sekitarnya.
“Mimpinya suatu saat bisa semacam open source. Di mana semua orang bisa bikin peta, nanti semua orang bisa pakai. Jadi kami tinggal mengelola saja,” pungkas Alif.