Kalau ada satu hal yang wajib banget untuk lo lakuin saat traveling ke Pekalongan, cobain bikin batik tulis adalah jawabannya!
Kali ini masih dalam misi menjaga dan mempertahankan kekayaan warisan budaya bareng Ninja Xpress, Mohan Hazian dan Jejouw bakal ajak kita jalan-jalan ke kota batik sambil ngerasain pengalaman membatik langsung sama pengrajinnya.
Berangkat naik KA Argo Bromo Anggrek, petualangan mereka dan tim USS Feed keliling Indonesia pun dimulai.
Check ‘em out!
First stop, Museum Batik Pekalongan
Sesampainya di Pekalongan, Mohan dan Jejouw langsung berkunjung ke Museum Batik Pekalongan. Gedung yang sudah berdiri sejak 1906 itu dulunya kantor administrasi pabrik gula, lalu baru resmi jadi Museum Batik sejak 2006.
Bukan cuma soal sejarahnya, ada fun fact tentang museum batik, yaitu suhunya yang harus cenderung dingin. Alasannya, supaya kain batik nggak mudah rusak karena suhu yang panas.
Berjalan di ruangan penuh kain khas budaya Indonesia tentunya ngasih kita kebanggaan tersendiri. Mulai dari batik tulis, print, sampai cap, punya nilai dan keindahannya masing-masing.
Pengalaman bikin batik tulis yang butuh ketekunan ekstra
Kalau kelihatannya bikin batik tulis itu segampang menggambar di kertas, ternyata prosesnya lebih ‘sakral’ dan butuh ketekunan yang tinggi.
Mulai dari kemiringan kain yang kita pegang, sampai sudut dan arah canting yang berisi malam (lilin) panas, jadi hal yang harus kita perhatikan. Selain itu, gambarnya pun harus dilakukan dengan super teliti.
Kalau terlalu miring ke arah yang salah, bisa-bisa ketumpahan malam panas, kayak yang Mohan rasain.
Proses bikin kain batik tulis pun nggak sebentar. Kalau pesan hari ini, mungkin baru jadi tiga tahun kedepan.
Intinya, pengalaman bareng Mohan dan Jejouw ngebatik langsung dengan pengrajin lokal di Pekalongan bikin kita makin bisa menghargai proses dan ketekunan dalam membuat karya warisan budaya yang indah.
—
Nothing compares to Batik in all its beauty and craftsmanship!
Baca juga: