Fertility rate menurun

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo menjelaskan angka kelahiran atau fertility rate di Indonesia tengah mengalami penurunan.

Adapun penurunan tersebut bersifat progresif dan mencapai angka 2,18 pada satu dekade terakhir.

Setiap pasangan ditargetkan untuk punya satu anak perempuan

Terkait hal tersebut, dia menargetkan agar setiap pasangan suami istri setidaknya melahirkan satu anak perempuan.

Dengan demikian regenerasi akan bisa berjalan untuk masa mendatang.

“Kami punya target 1 perempuan rata-rata melahirkan 1 anak perempuan. Oleh karena itu BKKBN menargetkan anaknya kalau bisa 2,1 jangan hanya 2,” tuturnya

Akan menggantikan orang tuanya

Lebih lanjut dia menyebut bahwa dengan dua anak maka hampir dipastikan 1 perempuan akan melahirkan 1 anak perempuan.

Adapun penurunan itu mencapai angka ideal karena dua anak yang dilahirkan akan menggantikan oran tuanya.

“Jadi selama beberapa puluh tahun terakhir ini penurunannya sangat progresif. Dulu angka kelahiran atau total vertility rate itu 5,6 pada tahun 70.”

YARN | Good morning, Baby Girl. | The Help (2011) | Video gifs by quotes |  bd7bed19 | 紗

Berbanding terbalik dengan masa lalu

FYI, tahun 1970 angka kelahiran tinggi karena satu keluarga bisa memiliki 6-9 anak, namun saat ini turun drastis menjadi 2,8.

Bahkan di Pulau Jawa, angka kelahiran meurun sampai 2,0.

“Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89.”

“Jadi ya pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi. Ada wilayah lain yang seperti NTT, Papua, anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa ini kan tadi rendah sekali,” ungkapnya. Guna mencegah kesenjangan angka kelahiran tersebut, BKKBN akan mendorong kebijakan sesuai dengan kebutuhan setiap daerah.”

Let us know your thoughts!

  • Siap Jadi yang Pertama, Sapi, Babi, dan Ternak Lain di Denmark Bakal Kena Pajak Karbon

  • Sri Mulyani: Anggaran Pusat Data Nasional Habiskan Rp700 miliar

  • Rumah Marilyn Monroe Sah Jadi Monumen Budaya Bersejarah