Potensi Gempa Megathrust?
Kata “megathrust” seakan nggak ada habisnya dibahas di media maya dalam beberapa waktu terakhir. Buat kalian yang nggak tau, megathrust jadi sorotan setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti kemungkinan gempa megathrust terjadi di Indonesia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sempat mengatakan kalau Indonesia dikelilingi 13 zona megathrust, dan aktivitas zona megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut masih jadi ancaman terbesar yang bisa terjadi sewaktu-waktu, dikutip dari Antara.
“Oleh karena itu, oleh para ilmuwan, tinggal menunggu waktu saja. Seismic gap megathrust Selat Sunda potensi mencapai 8,7 magnitudo dan megathrust Mentawai-Siberut potensi 8,9 magnitudo.”
- Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono pada 12 Agustus 2024, dilansir dari Antara.
(via Giphy)
Soal Megathrust “Tinggal Menunggu Waktu”
Ungkapan “tinggal menunggu waktu” yang disampaikan oleh BMKG sebelumnya merujuk pada situasi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut yang sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar, tapi bukan berarti akan terjadi gempa dalam waktu dekat.
Nggak hanya itu, segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah mengeluarkan besar gempa, tetapi di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut belum terjadi, dikutip dari siaran pers BMKG yang dirilis pada Senin (19/08/2024).
Apa Itu Gempa Megathrust?
Gempa megathrust adalah gempa Bumi yang berasal dari zona megathrust. Kata “mega” sendiri artinya besar, sementara kata “thrust” berarti sesar sungkup. Lokasi zona megathrust sendiri terletak di perbatasan pertemuan kerak benua dan kerak samudra.
BMKG juga menerangkan kalau keberadaan zona megathrust yang ada di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut merupakan potensi yang diduga para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar yang sudah berlangsung ratusan tahun. Ini perlu diwaspadai karena kemungkinannya yang mampu melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Apa yang Perlu Dipersiapkan Dalam Merespons Kemungkinan Gempa?
- Menyiapkan infrastruktur.
- Menyiapkan sistem evakuasi.
- Menyiapkan shelter evakuasi.
- Tidak mendirikan banyak bangunan di zona rawan (daerah dekat laut dan pantai).
- Bangunan yang dibuat tahan gempa megathrust, minimal mampu tahan gempa 8,5 magnitudo
Sumber: Antara
Teknologi Indonesia Buat Deteksi Gempa
Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa, Indonesia memiliki teknologi sistem InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System) buat mendeteksi potensi bahaya ketika terjadi aktivitas di zona megathrust.
InaTEWS diklaim mampu melakukan proses monitoring, processing, dan diseminasi informasi gempa Bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat, dikutip dari Antara.
(via Giphy)
What are your thoughts? Let us know!
(Courtesy of Freepik)