Harga gandum yang makin mahal di pasar dunia
Seiring konflik yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, harga gandum di dunia melonjak, hingga ada kabar bahwa harga mi instan bakal ikutan naik.
Beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian. Syahrul Yasin Limpo pun memperingatkan kepada masyarakat bahwa harganya bakal naik tiga kali lipat.
Menurutnya, pasokan gandum dari Ukraina yang jadi bahan baku mengalami penurunan. Hal ini bukan disebabkan oleh kurangnya gandum, melainkan harganya yang makin mahal.
Sekarang ini, ada kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina yang gagal disalurkan ke berbagai negara di dunia.
Mi instan naik harga tiga kali lipat?
“Besok harganya (mi instan) tiga kali lipat. Maafkan sata, saya bicara ekstrem saja ini,” ujar Syahrul.
Menurut harga jual yang ada di berbagai e-commerce, mi instan kini dibanderol dengan harga Rp.2.000 hingga Rp.3.000an per bungkus. Bayangkan kalau harganya naik tiga kali lipat.
Karena kenaikan harga yang diprediksi bakal drastis ini, ia menyarankan masyarakat untuk memilih produk berbahan singkong, sorgum, maupun sagu.
Bos Indofood: konflik Rusia Ukraina nggak berdampak banyak ke harga mi
Walau sudah ada peringatan dari Menteri Pertanian, Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus (Franky) Welirang mengatakan hal sebaliknya.
Menurutnya, harga gandum tertinggi sampai ke Indonesia baru bulan Agustus dan September 2022 ini. Itu pun tak akan berdampak banyak ke harga mi.
“Sampai Agustus dan September ini harga gandum tertinggi tiba di Indonesia, dampak kenaikannya juga tetap kecil. Nggak banyak pengaruhnya,” ujarnya kepada CNN.
Ia Franky menjelaskan, komponen mi instan produksi Indofoof tak terlalu banyak menggunakan terigu berbahan dasar biji gandum.
“Kalau tahu costing mi instan baru orang mengerti bahwa mi instan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat,” tambahnya.
What are your thoughts? Let us know!