Liat pelecehan seksual, mesti gimana?
Sering kali, kita nggak tau apa yang harus dilakuin saat ngeliat pelecehan seksual di tempat umum.
Mau itu di kendaraan umum, pusat perbelanjaan, maupun di jalanan, yang namanya pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja.
Faktanya, data dari survei internasional oleh IPSOS pada 2019, sekitar 82% perempuan di Indonesia mengalami pelecehan di tempat umum.
Ada berbagai bentuk pelecehan yang kadang malah nggak selalu kelihatan dan disadari korban. Makanya, penting buat kita untuk ngerti bentuk-bentuk pelecehan hingga cara menghadapinya.
Salah satu yang bisa kita lakukan sebagai saksi adalah bystander intervention.
Here’s what you have to know!
Minimal, lakuin langkah Bystander Intervention
Secara definisi, bystander intervention itu berarti menyadari adanya potensi situasi yang bisa membahayakan – a.k.a. problematis – , dan memiliih untuk menangani dan mencegahnya terjadi.
Sementara itu, ‘bystander’ sendiri artinya orang yang mengobservasi suatu situasi.
Menurut Sexual Assault Prevention and Response Harvard University (2019), kita menyaksikan berbagai insiden setiap harinya, tapi tak selalu mencoba untuk merespon setiap kejadian ataupun interaksi.
Maka dari itu, bystander yang aktif adalah mereka yang sadar kalau ada hal problematis terjadi di sekitarnya dan memilih untuk melakukan sesuatu untuk menanganinya.
Salah satu strategi bystander intervention yang bisa kita pakai saat jadi saksi pelecehan seksual adalah metode 5D.
Mulai dari dialihkan hingga ditenangkan
Berawal dari organisasi penggerak gerakan anti pelecehan seksual, Right To Be, metode 5D ada supaya kita bisa menghadapi situasi problematis dengan aman, tanpa menambah masalah lain.
Distract, atau pengalihan adalah langkah awal yang paling halus untuk mengintervensi adanya pelecehan seksual. Langkah ini bisa kita lakuin dengan mengalihkan korban dengan topik-topik di luar pelecehan.
Delegate, maksudnya adalah melibatkan orang lain di lokasi kejadian, bisa petugas keamanan, sopir kendaraan, pengawas toko, ataupun pihak berwenang, misalnya.
Document, alias dokumentasikan. Ini bisa lo lakuin dengan merekam kejadian pelecehan yang ada di depan mata. Hasil dokumentasi bisa dijadikan bukti nantinya.
Direct, atau menegur adalah cara yang mungkin bisa berisiko. Untuk langsung menegur, pastikan situasinya aman.
Yang terakhir, Delay. Kejadian seperti pelecehan seksual bisa terjadi dalam waktu sekejap mata, dan kita nggak selalu bisa langsung menangkap basah si pelaku kurang ajar itu. Hal yang setidaknya bisa kita lakuin adalah dengan menenangkan korban. Lo bisa tanyakan bantuan apa yang bisa lo lakuin.
What are your thoughts? Let us know!