Cegah lonjakan Covid-19 jelang Olimpiade, Perdana Menteri Jepang, Yoshide Suga menyatakan mereka siap memperketat pengawasan di seluruh bandara. Langkah tersebut diambil Jepangagar mereka tidak kecolongan virus Covid-19.
Hal itu disampaikan Suga setelah seorang anggota kontingen Olimpiade dari Uganda, yakni seorang pelatih, positif Covid-19 usai tiba di Narita. Saat ini yang bersangkungtan menjalani karantina.
Kendati demikian, pemerintah Jepang tetap mengizinkan masuk sembilan kontingen Uganda untuk melanjutkan perjalanan ke lokasi pertandingan di Osaka sejauh 500 kilometer.
“Pengawasan perbatasan saat ini memang belum cukup, meski sudah ketat tetapi masih banyak yang harus diperbaiki,” pungkasnya dalam jumpa pers di Tokyo, sebagaimana dilansir AP, Selasa (29 Juni).
Cegah lonjakan Covid-19 jelang Olimpiade, Jepang siapkan aturan baru
Terkait pengetatan, Seketaris Kabinet Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan mereka menerapkan persyaratan baru bagi kontingen atlet Olimpiade yang berasal dari negara yang mengalami penyebaran virus corona varian delta.
Persyaratana itu mewajibkan mereka menjalani tes virus Covid-19 setiap hari selama tujuh hari sebelum keberangkatan. Mereka juga diminta terus melakukan tes selama 14 hari setelah tiba. Tidak lupa isolasi selama tiga hari setiba di Jepang.
Kasus yang dialami kontingen Uganda memperlihatkan bahwa pengawasan kesehatan di Jepang masih dapat ditembus. Hal tersebut juga menimbulkan kekhawatiran karena pagelaran tersebut akan digelar pada 23 Juli mendatang.
“Pemeriksaan di bandara sangat penting, Tidak peduli apapun protokol pencegahan yang dipakai, orang yang terinfeksi bisa masuk dan hal itu tidak bisa dihindari,” tutur Yasuhiro Yamashita selaku Presiden Komite Olimpiade Jepang.
Kaisar khawatir dengan penyelenggaran Olimpiade dan Paralimpiade
Meski sejauh ini tidak ada ledakan kasus Covid-19, Jepang tetap khawatir dengan penyebaran varian baru yang lebih mudah menular. Seperti dilansir CNNIndonesia, Kaisar Jepang, Naruhito disebut khawatir dengan penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo.
Menuturnya pagelaran itu sangat berpotensi meningkatkan kasus Covid-19 di Jepang.
“Yang Mulia sangat mengkhawatirkan situasi infeksi penyakit Covid-19 saat ini. Saya kira, [kaisar] prihatin ada suara kegelisahan masyarakat mengenai penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade bisa memunculkan lonjakan infeksi,” pungkas Yasuhiko Nishimura selaku Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.